Kamis, 09 Oktober 2014

MAKALAH BIMBINGAN KARIR


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap orang membutuhkan motivasi dalam hidupnya, baik yang sifatnya eksternal ataupun yang sifatnya internal, motivasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan setiap individu di semua sisi kehidupannya.
Dalam proses belajar setiap siswa harus mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai didalamnya, baik tujuan pendek maupun tujuan jangka panjang yang dapat membuat diri mereka mempunyai suatu perubahan yang terjadi setelah mereka mengikuti sebuah proses pendidikan yang diberikan oleh guru mereka. Seorang guru selayaknya memberikan sebuah dorongan yang harus dapat memberikan motivasi terhadap diri anak didik untuk meningkatkan prestasi didalam belajar mereka.
Dorongan yang seharusnya diberikan oleh seorang guru tidak akan dapat merubah sikap/perilaku individu untuk dapat meningkatkan cara belajar mereka bilamana tidak adanya peran individu didalamnya, karena semuanya akan mempunyai suatu hubungan yang dapat memberikan satu nilai tambah dalam meningkatkan prestasi belajar.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa seorang guru mempunyai andil didalamnya yang mana guru memberikan suatu arahan bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa.Salah satu bentuk untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang diberikan  guru kepada siswa diharapkan dapat  meningkatkan prestasi anak didik di sekolah.Motivasi belajar ini diberikan berupa informasi yang dapat memberikan suatu nilai positif dalam meningkatkan prestasi belajar anak didik.
Pada dasarnya setiap anak punya potensi yang sama untuk mengembangkan dirinya, meskipun bentuk dari potensi-potensi tersebut berbeda-beda anta individu satu dengan yang lainnya. Jika tidak dikembangkan, maka  semua potensi yang dimilikinya tidak akan bermanfaat adapun cara untuk mengembangkannya adalah dengan belajar. Namun, ketika seorang anak kehilangan keinginan untuk belajar maka hal yang paling ia butuhkan adalah motivasi. Tanpa motivasi, keinginan belajar pada anak tidak akan ada, dan tanpa keinginan untuk belajar maka potensi yang sudah dia punya akan sia-sia.
B.RUMUSAN MASALAH
1)      Apa itu motivasi?
2)      Apa fungsi motivasi?
3)      Apa saja macam-macam motivasi belajar ?
4)      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar?
5)      Apa kaitannya motivasi dengan proses belajar anak?
6)      Bagaimana cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak?
C.TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud motivasi belajar.
2)      Untuk mengetahui apa yang dimaksud fungsi motivasi.
3)      Untuk mengetahui macam-macam motivasi.
4)      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi belajar
5)      Untuk mengetahui  pentingnya motivasi untuk memaksimalkan proses belajar mengajar
6)     Untuk mengetahui bagaimana cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak.













BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MOTIVASI
Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan. Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sadirman. 1986), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanaya tujuan.
Salah satu yang menjadi penentu dalam kemajuan suatu individu dalam hidupnya adalah seberapa besar motivasi yang dimilikinya. Mustahil seseorang sama sekali tidak memiliki motivasi untuk maju tanpa sebab tertentu. Untuk melakukan setiap aktivitas, termasuk aktivitas kita sehari-hari, sebenarnya ada peranan motivasi di dalamnya.
Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda untuk mendefinisikan motivasi. Namun pada intinya motivasi adalah suatu kekuatan (power) atau tenaga atau daya, yang jika diartikan lebih dalam adalah suatu keadaan yang kompleks dan kesiap sediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, dan tanpa motivasi tidak akan mungkin terlaksana aktifitas belajar.
Menurut Koeswara, motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk didalamnya perilaku belajar” (Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono,2009:80) dengan adanya motivasi, manusia akan bergerak dan mengarah pada hal yang menjadikan motivasi itu terealisasi.
Dalam proses belajar, siswa dituntut aktif didalamnya agar usaha mencari pengetahuan itu mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam kegiatan belajar banyak hal yang melatarbelakangi sukses tidaknya peserta didik dalam proses belajar. Latar belakang itu disebut dengan motivasi. Tingkat tinggi-rendahnya motivasi berpengaruh pada maksimal tidaknya proses belajar.
Motivasi muncul saat suatu individu memiliki kebutuhan. Artinya, ketika kita memiliki kebutuhan tertentu maka dengan sendirinya motivasi untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan itu muncul. Ketika motivasi muncul maka kita akan berusaha merealisasikannya.
Motivasi itu sendiri ada yang muncul dari dalam diri sendiri dan ada yang dari luar atau lingkungan sekitar. Contoh motivasi internal atau yang muncul dari dalam diri sendiri adalah ketika seorang anak punya hobi untuk membaca komik, maka dia akan sangat bersemangat untuk membacanya meskipun tanpa ada yang menyuruhnya. Sedangkan contoh untuk motivasi eksternal atau yang muncul dari lingkungan sekitar adalah ketika seorang anak selalu mematuhi perintah dari ayahnya karena ayahnya memiliki watak yang keras sehingga ia menjadi takut dihukum.
Sebenarnya, motivasi yang bersifat internal akan jauh lebih baik dan lebih bertahan lama pada diri individu karena motivasi tersebut bersumber dari dirinya sendiri dan tanpa paksaan. Sedangkan yang sifatnya eksternal itu muncul dari pengaruh luar yang mengakibatkan rasa takut, keterpaksaan, atau mengharapkan pujian orang lain.
Selain itu, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi skunder. “ motivasi primer didasarkan pada motif dasar yang berasal dari segi biologis, sehingga perilakunya terpengaruh dalam insting”. (Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono,2009:86)
Motif primer atau motif dasar (basic motive) menunjukkan pada motif-motif yang tidak dipelajari (unlearned motive) dan sering juga disebut sebagai dorongan. Motif primer dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu dorongan fisiologis dan dorongan umum. Dorongan fisiologis adalah dorongan yang bersumber pada kebutuhan organis atau jasmani. Seperti, kebutuhan untuk makan, untuk bernafas, untuk minum, dan lain sebagainya. Berikutnya dorongan umum (Morgan’s general drive) atau motif darurat seperti dorongan takut, kasih sayang, rasa ingin tahu, rasa ingin melarikan diri dan sebagainya.
Sedangkan motivasi sekunder adalah yang berkaitan dengan hal yang dipelajari oleh individu berdasarkan pengalaman. Termasuk motivasi tipe ini yaitu, motif-motif sosial, motif-motif objektif, motif berprestasi, motif aspirasi, dan lain sebagainya. Contoh kasusnya adalah ketika seorang ingin mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang bagus maka diperlukan skill, untuk mengembangkan skill tentunya ia harus melalui proses belajar, maka ia akan belajar untuk meraih motif tersebut.
Ada tiga komponen utama dam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.

B. FUNGSI MOTIVASI
Guru bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya.
Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.  Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan  kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.      Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi untuk  mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

C. MACAM-MACAM MOTIVASI
Motivasi ada dua, yaitu (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik, yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
1.      Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan sebagainya.
2.      Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan ini, siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar. Guru berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan keadaan siswa itu sendiri.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Belajar merupakan hal yang kompleks. Apabila ini dikaitkan dengan hasil belajar siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Suryabrata (1989:142),faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu:faktor dari dalam, faktor dari luar dan factor instrument.
Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini meliputi:
a. Fisiologi, meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar jasmaninya akan lebih mudah proses belajarnya. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,kondisi panca indra yang baik akan memudahkan anak dalam proses belajar.
b. Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
Dari kondisi psikologis diantaranya :
  1. faktor kecerdasan yang dibawa individu mempengaruhi belajar siswa, Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar.
  2. faktor bakat, individu satu dengan lainnya tidak sama, sehingga kemampuan belajarnya pun berbeda. Bakat merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir.
  3. faktor minat, yaitu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat.
  4.  faktor emosi, yaitu kondisi psikologi (ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan lain-lain.
  5.  faktor kognitif, kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek pengamatan, perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa.
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi:
  a.       Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran.
Dari lingkungan alami yang dalamnya ada faktor yang mempengaruhinya diantaranya:
  1. faktor keadaan udara, keadaan udara  mempengaruhi proses belajar siswa, apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik.
  2. waktu belajar, waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa misalnya: pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari.
  3.  cuaca, cuaca yang terang benderang dengan cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.
  4.  tempat atau gedung, Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh dari tempat-tempat keramaian (pasar, gedung bioskop, bar, pabrik dan lain-lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan sebagainya yang membahayakan keselamatansiswa.
  5.  media, media/alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya, program presentasi) ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD).
b.      Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering kali mengganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  1. lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya,
  2. lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, dan
  3. lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

E. KAITAN MOTIVASI  DENGAN PROSES BELAJAR ANAK DIDIK
Motivasi erat kaitannya dengan proses belajar pada anak,terutama pada hasil yang akan ia peroleh dari proses pembelajaran yang telah dilaluinya. Ketika seorang anak memiliki motivasi yang bagus untuk belajar, sehingga ia mengikuti setiap proses pembelajaran dengan baik tanpa perasaan terpaksa, takut, atau terkekang dan motivasi itu muncul dari dalam dirinya sendiri maka dapat dipastikan hasil dari proses pembelajaran si anak tersebut akan jauh lebih baik.
 Motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak atau pendorong yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pembelajaran. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat maka akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Sebaliknya, jika belajar dengan motivasi yang lemah maka akan menyebabkan sikap malas bahkan cenderung tidak akan mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran (M. Dalyono, 2001: 57).
Agar hasil atau hasil belajar siswa maksimal maka diperlukannya motivasi belajar dari dalam dan dari luar diri orang tersebut, karena motivasi merupakan faktor pendukung dan pendorong yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu untuk menghasilkan hasil belajar yang baik dan maksimal.
Oleh karena itu, motivasi belajar sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Namun, kita sebagai pendidik tidak bisa memaksakan setiap peserta didik memiliki motivasi belajar yang sama, dan motivasi belajar yang baik adalah yang bersifat internal.
Pentingnya motivasi belajar untuk siswa menurut Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono adalah :
  1. menyadarkan kedudukan pada awal belajar,proses, dan hasil akhir. Contohnya dua siswa yang sama-sama membaca buku, salah satu siswa telah faham dan yang satu belum, maka siswa yang belum faham itu akan terdorong untuk belajar
  2. menginformasikan tentang usaha belajar
  3. mengarahkan kegiatan belajar
  4. membesarkan semangat belajar
  5. menyadarkan tentang perjalanan belajar kemudian bekerja.
Dengan mengetahui pentingnya motivasi dalam belajar, diharapkan siswa bisa mencari apakah motivasi yang baik di pegang agar proses belajar menjadi maksimal.guru hendaknya juga memberikan motivasi melalui ceramah dan juga cerita orang-orang yang telah sukses agar siswanya terpacu dan menjadikannya sebagai motivasi.
F. CARA-CARA  UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
Penting bagi kita sebagai pengajar untuk bisa meningkatkan motivasi belajar para peserta didik kita. Hal ini kita lakukan karena meningkatkan hasil belajar mereka merupakan kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai pendidik mereka. Sedangkan hasil itu sendiri tidak mungkin tercapai maksimal tanpa proses yang maksimal pula.
Bukan berarti kewajiban kita sebatas pada hasil yang mereka capai karena bagaimanapun proses jauh lebih penting dari pada hasil. Tetapi sebagai pengajar, kita juga berkewajiban untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang akan mereka terima dan memberi mereka motivasi untuk terus maju dan berkembang, baik secara akademis ataupun di luar itu. Mengapa demikian? Karena sejatinya proses belajar tidak terbatas pada pendidikan foramal, dan di luar itu setiap anak berhak untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan sebagai pendidik untuk meningkatkan motivasi belajar pada diri anak :
  1.  Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar karena mereka menjadi tahu arah yang akan mereka tuju.
  2.   Memberi angka atau nilai.Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.Perlu ditekankan juga bahwa pencapaian nilai atau angka sebenarnya bukan yang terpenting. Jadi kita seharusnya dapat membuat siswa sadar bahwa bukan hanya pencapaian angka saja yang harus mereka kejar tetapi justru lebih pada materi yang mereka pelajari.
  3.  Hadiah.Hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa. Juga untuk sebuah pencapaian tertentu siswa diberi hadiah, hal ini tentu dapat meningkatkan motivasi mereka untuk menguasai materi tersebut.
  4.  Kompetisi. Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik. Contoh kegiatan yang dapat kita praktekan adalah mengadakan semacam kuis di kelas yang dilakukan dengan cara berkompetisi antar satu individi atau kelompok.Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
  5.  Ego-involvement.Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
  6.  Memberi Ulangan.Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
  7.  Mengetahui Hasil. Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
  8.  Pujian. Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
  9.  Hukuman. Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.Hukuman akan diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya.
  10.  Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.
  11.  Membentuk kebiasaan belajar yang baik.Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.
  12.  Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya.  Dalam proses belajar terdapat beberapa unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk  mencatat dan  mempelajari materi yang telah disampaikan secara lebih mendalam.
  13. Menggunakan metode yang bervariasi.Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa dan membuat siswa lebih mudah mengerti dan tertarik pada materi yang kita sampaikan sehingga diharapkan dia bisa lebih punya inisiatif untuk mendalaminya..Menggunakan media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.Dengan menggunakan media pembelajaran yang baik dan menarik, diharapkan akan tumbuh rasa keingin tahuan pada diri anak untuk mendalami apa yang kita sampaikan secara alami. Dengan beberapa cara tersebut diharapkan dapat memaksimalkan motivasi pada diri anak untuk belajar. Namun perlu ditekankan sekali lagi bahwa motivasi yang terpenting dan yang paling efektif meningkatkan hasil belajar mereka adalah motivasi yang sifatnya muncul dari dalam diri mereka sendiri, sehingga bukan jalan terbaik untuk memberi mereka tekanan-tekanan untuk belajar, dan akan jauh lebih baik jika kita mampu menumbuhkan motivasi dari dalam diri mereka secara alami tanpa membuat mereka tertekan.











BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
     Motivasi adalah sesuatu yang melatar belakangi seorang individu untuk bergerak ke arah tertentu.Berdasarkan sumbernya ada dua jenis motivasi yaitu yang internal dan eksternal dan motivasi yang sifatnya internal jauh lebih kuat dari pada yang sifatnya eksternal.
 Dalam kegiatan belajar banyak hal yang melatarbelakangi sukses tidaknya peserta didik dalam proses belajar. Latar belakang itu disebut dengan motivasi. Tingkat tiinggi-rendahnya motivasi berpengaruh pada maksimal tidaknya proses belajar.
  Motivasi belajar sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran pada anak karena tanpa motivasi mereka tidak memiliki keinginan untuk belajar.
Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada diri anak, tetapi tidak ada motivasi yang lebih baik dapri pada motivasi yang datang dari dalam diri anak itu sendiri. Oleh karenanya akan jauh lebih baik kalaukita dapat menumbuhkan motivasi belajar dari diri anak sendiri secara alami.
B.SARAN
  1. Sebagai pendidik yang berkewajiban untuk meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik kita, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya maka alangkah baiknya jika kita tidak hanya memperhatikan materi yang akan kita sampaikan saja tapi juga motivasi belajar yang ada pada diri anak
  2.  Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda dan motivasi belajar yang berbeda-beda juga, sudah keharusan bagi kita untuk lebih melakukan pendekatan pada setiap individu agar juga dapat membantu menumbuhkan motivasi mereka.
  3. Ada berbagai cara yang dapat kita la\kukan untuk meningkatkan motivasi belajar anak yang sebaiknya juga kita praktekan di samping pemberian materi bagi mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
Hamalik,Oemar.2003.Prosedur Beljar Mengajar.Jakarta Bumi Aksara.
Nashar.Drs.2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran.Jakarta:Delia press.
Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru.
Majid,Abdul 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:  Remaja Rosdakarya
Usman, Uzer 2008. Menjadi Guru Abin, S.M. (2007), Psikologi Kependidikan, Bandung: Rosda
Budiningsih,C.Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono,1994. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta:  Depdikbud.
Djamarah,Syaiful Profesional. Bandung:  Remaja Rosdakarya
Wlodsowski R.J  & Jaynes J.H. 2004.Hasrat Untuk Belajar. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Skripsippknunj.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar