MAKALAH
HAKEKAT PEMBELAJARAN YANG IDEAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metode Pembelajaran Agama Islam

DISUSUN OLEH :
ENDANG SUPRIHATIN
DOSEN :
JUNDI SUHARDIN, Lc, M.PdI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MASJID
SYUHADA (STAIMS) YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin , Puji syukur senantiasa
penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanallohuta’ala, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat
Pembelajaran Yang Ideal”. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Metode Pembelajara Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terim kasih
yang sedalam-dalamnya kepada Dosen Mata Kuliah Metode Pembelajara Agama Islam
Ustadz Jundi Suhardin, Lc, MPdI atas bimbingan dan dukungannya. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca akan kami terima dengan rasa syukur.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jogjakarta, Oktober
2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................
|
i
|
DAFTAR ISI........................................................................................
|
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................
A. LATAR
BELAKANG MASALAH................................................
B.RUMUSAN
MASALAH..................................................................
C.TUJUAN
PENULISAN MAKALAH..............................................
|
1
1
3
3
|
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................
A.HAKEKAT
PEMBELAJARAN......................................................
1.
Pengertian Hakekat Pembelajaran Yang
Ideal.........................
2.
Komponen
Pembelajaran..........................................................
a. Tujuan Pembelajaran..........................................................
b. Materi
Pembelajaran...........................................................
c. Metode
Pembelajaran.........................................................
d. Media Pembelajaran...........................................................
e. Evaluasi
Pembelajaran........................................................
f. Peserta
Didik.......................................................................
g. Pendidik..............................................................................
h. Lingkungan
Belajar............................................................
B.PEMBELAJARAN YANG
IDEAL.................................................
1.
Memilih Metode Pembelajaran Yang
Baik.............................
2.
Pembelajaran
Aktif (Active Learning) dalam kaitannya
dengan Belajar aktif.................................................................
3.
Cara
Meningkatkan Belajar.....................................................
4.
Ciri-ciri
Siswa yang Aktif belajar............................................
5.
Macam
–macam Strategi Pembelajaran...................................
6.
Ciri-ciri
Metode Mengajar yang Efektif.................................
7.
Cara
Menentukan Strategi, Metode,
Pendekatan, dan Teknik Pembelajaran yang Efektif......................................................
|
4
4
5
7
7
8
10
11
12
13
14
15
16
16
18
18
20
21
22
23
|
BAB III PENUTUP..............................................................................
A. KESIMPULAN........................................................................
B. SARAN....................................................................................
|
25
25
25
|
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................
|
27
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mengajar (teaching) dapat membantu
siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana
untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam
pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan
atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan
pada äpa yang dipelajari siswa. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah
bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi
pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang
ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali
guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif,
sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak
efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas
pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran
yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang
memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk
bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar
sesungguhnya.
Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak
merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih
pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh guru
dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan
pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran
dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan
berjalan dengan efektif dan optimal. Guru memiliki peran yang sangat penting
dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di
ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu
memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran
dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Upaya
ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan
metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola
proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif,
berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan
motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media
dalam pembelajaran. Makalah ini membahas bagaimana menerapkan pembelajaran yang
efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga dengan demikian akan
terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan
yang akan dicapai.[1]
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam menyusun makalah ini penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut
:
1) Apa yang melatarbelakangi dalam penulisan makalah ini ?
2) Apakah pengertian hakekat pembelajaran yang ideal itu?
3) Apa saja yang termasuk komponen pembelajaran?
4) Bagaimanakah gambaran pembelajaran yang ideal itu?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Agama Islam .Selain itu, dengan
penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis diharapkan makalah ini dapat menambah
pengetahuan mengenai konsepsi pemilihan metode pembelajaran yang ideal dengan
melihat faktor yang mempengaruhi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan
topik yang terkait. Adapun tujuan secara
praktisnya adalah :
1) Menjadi masukan bagi pemerhati pendidikan, khususnya guru agar
memperhatikan faktor-faktor dalam memilih metode pembelajaran yang ideal.
2) Bagi sekolah, dapat mendorong antusiasme guru dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan metode pembelajaran yang ideal, kreatif, dan inovatif
dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKEKAT PEMBELAJARAN
1.
Pengertian Hakekat Pembelajaran Yang Ideal
Adapun belajar adalah suatu
proses perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman interaksi dengan
lingkungannya.[2]
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan
ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful
Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan.Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses
pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang
akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu
dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama
dan karena adanya usaha.
Ideal adalah sangat sesuai dengan yang
dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.[3]
Pembelajaran yang ideal ditandai dengan sifatnya
yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif.Dari defenisi belajar dan
pembelajaran serta ideal, maka hakikat pembelajaran yang ideal adalah proses
belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta
didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang ideal mampu memberikan
pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat
memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.[4]
Pembelajaran ideal juga akan melatih dan menanamkan
sikap demokratis bagi siswa dan juga dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar
dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam
melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri.
2.
Komponen Pembelajaran
Interaksi
merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara
yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman-temannya,
tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain.
Ciri lain dari pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen
pembelajaran. Sumiati dan Asra (2009: 3) mengelompokkan
komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama,
yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa.
Interaksi antara tiga komponen utama
melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan
tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan
terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang
diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Robert F. Meager (Sumiati
dan Asra, 2009: 10) memberi batasan yang lebih jelas tentang tujuan
pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan
yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Tujuan
pembelajaran juga harus dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan
penafsiran yang bermacam-macam. Suatu tujuan pembelajaran
juga harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1) Spesifik, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak menimbulkan penafsiran
yang bermacam-macam)
2) Operasional, artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur
untuk memudahkan
penyusunan alat evaluasi.
b. Materi Pembelajaran
Materi
pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum, yakni
berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya.
Isi dari proses pembelajaran tercermin dalam materi pembelajaran
yang dipelajari oleh siswa. Syaiful Bahri Djamarah, dkk (2006:
43) menerangkan materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar. Tanpa materi pembelajaran proses
belajar mengajar tidak akan berjalan.
Materi
pembelajaran disusun secara sistematis dengan mengikuti prinsip
psikologi. Agar materi pembelajaran itu dapat mencerminkan target
yang jelas dari perilaku siswa setelah mengalami proses belajar mengajar.
Pemilihan
materi pembelajaran harus sejalan dengan ukuran-ukuran
yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang
bersangkutan. Harjanto (2005: 222) menjelaskan beberapa kriteria pemilihan
materi pembelajaran yang akan dikembangka dalam sistem pembelajaran
dan yang mendasari penentuan strategi pembelajaran, yaitu:
1) Materi harus sejalan dengan tujuan
pembelajaran.
Materi
tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yangtelah dirumuskan.
2) Materi pembelajaran hendaknya terukur dan terjabar.
Perincian materi pembelajaran berdasarkan pada
tuntutan dimana setiap tujuan pembelajaran khusus yang dijabarkan telah dirumuskan
secara spesifik, dapat diamati dan terukur.
3) Relevan
dengan kebutuhan siswa.
Pembelajaran
yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk
mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh.
4) Sesuai dengan kondisi masyarakat.
Materi pembelajaran yang dipilih hendaknya turut
membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembanga
mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
5) Materi pembelajaran mengandung segi-segi etik.
Materi pembelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan segi
perkembangan moral siswa kelak.
6) Materi pembelajaran
tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan
logis.
7) Materi
pembelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru
yang ahli, dan masyarakat.
c. Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan,
dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai
tujuan tertentu. Metode pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan
siswa untuk belajar proses, bukan hanya belajar produk. Dalam
hal ini guru dituntut agar mampu memahami kedudukan metode sebagai
salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan
belajar mengajar.
Untuk
melaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran
yang tepat. Menurut Sumiati dan Asra (2009: 92) ketepatan
penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian
metode pembelajaran materi pembelajaran, kemampuan guru,
kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi dan kondisi dan waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ketepatan penggunaan
metode pembelajaran oleh guru memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan belajar
baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Agar metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru tepat, guru harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber
dan fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Penggunaan
metode pembelajaran dengan
memperhatikan beberapa faktor di atas diharapkan proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
d. Media pembelajaran
Pembelajaran
merupakan kegiatan yang melibatkan siswa dan guru dengan
menggunakan berbagai sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun
di luar kelas. Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009: 179) mengklasifikasikan penggunaan
media berdasarkan tempat penggunaannya, yaitu:
1) Penggunaan media di kelas
2) Penggunaan media di luar kelas. Penggunaan
media di luar kelas dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu :
a) Penggunaan media tidak terprogram. Penggunaan
media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa
dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan
kurikulum yang digunakan oleh guru atau sekolah.
b) Penggunaan media secara terprogram. Peserta
didik sebagai sasaran diorganisasikan dengan baik sehingga mereka dapat menggunakan
media itu secara teratur, berkesinambungan dan mengikuti pola
belajar mengajar tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan peralatan yang membawa pesan-pesan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran sangat beragam
dan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka
diharapkan guru dapat memilih media pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Selain dalam memilih media pembelajaran, guru juga harus dapat
memperlihatkan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran
yang tidak digunakan secara maksimal juga akan mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
1) Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa
terhadap materi pelajaran yang diasajikan.
2) Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman
siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
3) Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.
e. Evaluasi Pembelajaran
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran
sungguh sangat penting karena dengan
evaluasi akan diketahui
apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum.
Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan
penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja
yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil.
Evaluasi
merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Dalam hubungannya dengan pembelajaran
dijelaskan oleh Harjanto (2005: 277) evaluasi pembelajaran
adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan
kemajuan peserta didik kearah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum.
Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun
kualitatif. Dengan adanya evaluasi pembelajaran
keberhasilan pembelajaran dapat diketahui hasilnya. Oleh karena itu evaluasi harus disusun dengan
tepat, agar dapat menilai kemampuan siswa dengan tepat pula.
f. Peserta Didik
Siswa merupakan salah satu komponen inti dari pembelajaran, karena inti
dari proses pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu
tujuan. Oleh karena itu siswa harus
memiliki disiplin belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki disiplin belajar
yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya kendali
diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh siswa dapat diulang-ulang dengan
hasil yang relatif sama.Aktivitas
kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa,
atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan
keterlibatan siswa :
1) Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara
menggunakan berbagai teknik mengajar.
2) Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3) Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Kondisi pembelajaran
yang ideal dan efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar
sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya
dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan
sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.[5]
g. Pendidik
Menurut Syaiful
Bahri Djamarah (Martinis Yamin dan Maisah,2009: 100) secara keseluruhan guru
adalah figur yang menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat maupun
di sekolah. Guru dilihat sebagai sosok yang kharismatik,karena jasanya yang
banyak mendidik umat manusia dari dulu hingga sekarang.
E. Mulyasa (dalam Martinis Yamin dan Maisah, 2009: 101) juga
menegaskan jika semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang
sangat besarterhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Minat,
bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta
didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang
guru.
Secara umum
tugas guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan
situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri
siswa.
h. Lingkungan belajar
Lingkungan
merupakan segala situasi yang ada disekitar kita. Suciati, dkk
(2007: 5) menjelaskan bahwa lingkungan belajar adalah situasi
yang ada di sekitar siswa pada saat belajar. Situasi ini dapat mempengaruhi
proses belajar siswa. Jika lingkungan ditata dengan baik,
lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai positif dalam membangun
dan mempertahankan sifat positif. Siswa dapat belajar
dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang
merangsang untuk belajar. Madri M. dan Rosmawati menulis, bahwa terjadinya
proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan
keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan
tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan
pengajaran yang diharapkan.Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan
gairah belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.[6]
Beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran:
1)
Suasana Belajar yang menyenangkan
2)
Suasana bebas
3)
Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai
B. PEMBELAJARAN YANG IDEAL
1) Memilih Metode Pembelajaran yang Baik
Pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang tidak terlepas dari berbagai komponen belajar
yang saling mendukung. Komponen-komponen tersebut antara lain berkaitan dengan
pemilihan strategi, metode dan teknik pembelajaran dengan tujuan untuk
mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi peserta didik.
Untuk menentukan strategi pembelajaran yang baik, guru dituntut harus mampu
menguasai berbagai metode dan teknik dalam pembelajaran. Untuk itu agar
mendapatkan hasil yang baik, maka pembelajaran harus direncanakan, karena tanpa
rencana yang baik maka pembelajaran tidak akan mempunyai arah yang jelas.
Perencanaan pembelajaran dapat dimulai dari strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Strategi pembelajaran
adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran dalam rangka memanfaatkan sumber yang dimiliki
untuk mencapai tujuan yang diharapkan sehingga akan memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran. Jadi sasaran utama dari penggunaan strategi
dalam pembelajaran ini yaitu agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam pembelajaran agar materi
yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh peserta didik. Jenis metode
pembelajaran sangat bermacam-macam, tinggal bagaimana seorang guru menggunakan
metode mana yang sesuai dengan rencana yang dibuatnya.
Teknik
pembelajaran adalah penerapan dari pemilihan strategi dan metode yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Meskipun masing-masing guru menggunakan metode
yang sama namun dalam proses pembelajaran mereka dapat menggunakan teknik yang
berbeda. Dengan kata lain bahwa teknik merupakan isi dari suatu metode, namun
tidak ditentukan secara pasti teknik seperti apa yang akan digunakan karena
tergantung dari pribadi gurunya.
Macam
strategi dalam pembelajaran antara lain strategi pemecahan masalah solso,
pembelajaran kuantum, pembelajaran siklus, pembelajaran kooperatif dan
lain-lain yang di dalamnya memuat berbagai metode dan teknik pembelajaran.
Dengan kata lain, metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran.
Masing-masing
strategi dan metode pembelajaran tersebut tentu banyak sekali kekurangan dan
kelebihannya. Untuk itu dalam praktik pembelajaran, guru harus pandai-pandai
memadukan metode yang satu dengan metode lain untuk menyesuaikan dengan materi atau kondisi peserta didik sehingga
dapat terjadi suatu pembaruan dalam proses pembelajaran dan menghasilkan
pembelajaran yang bermakna.
Jadi
dapat digambarkan bahwa hubungan antara strategi, tujuan, dan metode
pembelajaran merupakan suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan
tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan,
yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang relevan selama
proses pembelajaran berlangsung
Belajar aktif dapat memacu siswa agar bersemangat mengikuti
pembelajaran. Salah satu pendekatan yang efektif untuk membuat siswa aktif
belajar baik secara fisik maupun mental adalah pendekatan PAKEM (Pembelajaran
Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru saat melaksanakan PAKEM seperti pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar, penataan ruang dan organisasi kelas. Selain menggunakan
PAKEM guru juga dapat menggunakan model pembelajaran aktif. Model pembelajaran
aktif (active learning) adalah suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran aktif memiliki
banyak kelebihan-kelebihan.Banyak
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif (active learning)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Cara Meningkatkan Belajar
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas belajar siswa, yaitu:
a)
Kesiapan
Fisik dan Mental. Bila siswa tidak siap belajar, maka pembelajaran akan berlangsung
sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan dapat
belajar secara aktif.
b)
Tingkatkan Konsentrasi. Saat belajar
berlangsung, konsentrasi menjadi faktor penentu yang amat penting bagi
keberhasilannya.
c)
Tingkatkan
Minat dan Motivasi. Tidak akan ada keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak
memiliki minat dan motivasi
d)
Gunakan
Strategi Belajar. Menggunakan berbagai strategi belajar yang cocok sangat penting
agar perolehan hasil belajar menjadi maksimal.
e)
Belajar Sesuai Gaya Belajar. Setiap
individu demikian pula siswa memiliki gaya belajar dan jenis kecerdasan dominan yang berbeda-beda. Guru harus mampu memberikan situasi dan suasana
belajar yang memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan
baik. Pemilihan strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai
akan sangat berpengaruh
f)
Belajar
Secara Holistik (menyeluruh), mempelajari sesuatu tidak bisa sepotong-sepotong. Informasi yang
dipelajari harus utuh dan menyeluruh. Perlu untuk menekankan hal ini kepada
siswa, agar mereka belajar secara holistik tentang materi yang sedang mereka
pelajari. Pengetahuan akan informasi secara holistik dan utuh akan membuat
belajar lebih bermakna.
g)
Berbagi. Berbagi
pengetahuan yang baru atau sudah dimiliki akan menjadikan informasi atau
pengetahuan itu terelaborasi dengan mantap.
h)
Uji
Hasil Belajar. Ujian atau tes hasil belajar penting karena ia dapat menjadi umpan
balik kepada siswa yang bersangkutan sampai sejauh mana penguasaan mereka
terhadap suatu materi belajar. Siswa menjadi mempunyai peta kekuatan dan
kelemahan hasil belajar mereka sehingga mereka dapat memperbaiki atau memperkayanya.
4) Ciri-ciri siswa yang aktif belajar
Semua siswa yang sedang belajar secara aktif mempunyai ciri-ciri
yang dapat dengan mudah diamati. Ciri-ciri tersebut yaitu:
a) Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa, dimana siswa
yang aktif belajar selalu menemukan pengetahuan, informasi, atau keterampilan
dengan mengalami langsung.
b) Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun
pemahaman);
c) Siswa berpikir reflektif. Siswa-siswa yang belajar secara aktif tampak pula
mengomentari (tidak hanya meminta untuk dikomentari),menyimpulkan proses
pembelajaran, mencoba memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses
pembelajarannya, dan menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-katanya
sendiri
5) Macam-macam
Strategi Pembelajaran
Ada berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
meningkatkan pembelajaran siswa. Di bawah ini disebutkan beberapa cara untuk
menjadikan pembelajaran guru menjadi lebih menarik, diantaranya :
a) Pembelajaran Aktif (Active Learning).Pembelajaran
Aktif - Pembelajaran Aktif adalah segala sesuatu yang dilakukan siswa di kelas
selain hanya pasif mendengarkan ceramah seorang guru. Penelitian menunjukkan
bahwa belajar aktif meningkatkan pemahaman siswa dan penyimpanan informasi dan
sangat efektif dalam mengembangkan keterampilan kognitif yang lebih tinggi,
seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis.
b) Clicker. Clicker
memungkinkan guru untuk secara cepat mengumpulkan dan meringkas tanggapan siswa
untuk pertanyaan pilihan ganda.
c) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran
Kooperatif / Cooperative Learning - Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok
kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran harus secara hati-hati
direncanakan dan dilaksanakan, dan dalam pelaksanaannya tersebut, pembelajaran
kooperatif tidak memerlukan kelompok permanen.
d) Berpikir Kritis(Critical Thinking). Berpikir Kritis - Berpikir kritis adalah
kumpulan kegiatan mental (pikiran) yang mencakup kemampuan untuk berintuisi,
mengklarifikasi, merenung, menghubungkan, menyimpulkan, dan menilai. Guru harus membawa kegiatan berpikir kritis ini secara bersama-sama
dan memungkinkan siswa untuk mempertanyakan materi pembelajaran/pengetahuan
yang ada.
e) Diskusi (Discussion) Strategi
Diskusi - Melibatkan siswa dalam diskusi akan memperdalam proses pembelajaran
dan memotivasi mereka, dengan jalan mendorong mereka untuk mengembangkan
pendapat dan pandangan mereka sendiri dan mendengar suara mereka sendiri.
Sebuah lingkungan yang baik untuk interaksi dalam strategi diskusi sangat
diperlukan untuk mendorong siswa agar mau dan mampu berbicara.
Masih banyak sratetegi-strategi pembelajaran
terlepas dari keunggulan dan kekuarangan masing-masing, disini dituntut
kejelian guru untuk memilih stratei yang paling tepat untuk anak didiknya.[8]
6). Ciri-ciri Metode
Mengajar
yang Efektif
Ada beberapa ciri yang dapat membuat kita
dapat menilai sebuah metode mengajar apakah efektif atau tidak untuk suatu
pembelajaran. Berikut dipaparkan beberapa Ciriciri metode mengajar yang
efektif:
a. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
b. Membuat siswa menjadi memiliki rasa ingin tahu. Membuat siswa menjadi tertantang.
c. Membuat siswa aktif secara mental, fisik, dan psikis
d. Membantu siswa tumbuh kreatif.
e. Mudah dilaksanakan oleh guru. menggunakan
metode-metode mengajar yang mudah dan tidak membutuhkan kerja keras semata.
7). Cara
Menentukan
Strategi,
Metode,
Pendekatan,
dan Teknik Pembelajaran yang Efektif.
Kegiatan guru saat merancang pembelajaran amatlah krusial. Salah
satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran ini adalah menentukan
pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Apabila guru memilih
pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang tidak tepat dapat dipastikan
bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Sementara bila guru berhasil
memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran
dengan baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya
kemungkinan besar akan berjalan efektif.
Untuk
menentukan atau memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran
yang sesuai, maka guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal,
seperti:
a) Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran.
b) Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran
dengan materi pembelajaran
c) Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
Beberapa
pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran mungkin sangat ideal
untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya, guru kembali harus
memperhatikan ketersedian media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar.
Cara menentukan strategi,
metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran dilihat dari :
a) Kemampuan Siswa
b) Gaya belajar siswa.
c) Ketersediaan waktu.
d) Jaminan adanya variasi.
e) Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama
bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran yang ideal merupakan proses
belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta
didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang ideal mampu memberikan
pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat
memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
B. SARAN
Untuk mewujudkan
pembelajaran yang ideal ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya
pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses
pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang
efektif dalam pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu
seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana
yang memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.
Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara
kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran
prestasi dapat dicapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Cony Semiawan,
Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT
Grasindo, 2002)
Sudjana, N.
1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Prenada Media,
2004)
Semiawan, Cony, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia,
1990)
Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi (Jakarta:
Rineka cipta, 1995)
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo,
2002
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta:
PT. Imtima, 2007) cet.11
Winkel, WS
(1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia
Suherman, Strategi Belajar Efektif (Universitas Pendidikan Indonesia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/
http/kamusbahasaindonesia.org/idea
Sumber: pedagogy.merlot.org
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03
www.proprofs.com/quiz.school/story
[1] www.proprofs.com/quiz-school/story.
[2] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta: PT.
Imtima, 2007) cet.11, hlm. 329
[3] http://kamusbahasaindonesia.org/idea
[5] Dede Rosyada, Paradigma
Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 129
[6]
Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990),
hlm. 63
[8] Sumber: pedagogy.merlot.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar