Jumat, 14 November 2014

HAKEKAT PEMBELAJARAN YANG IDEAL


MAKALAH  HAKEKAT PEMBELAJARAN YANG IDEAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran Agama Islam


DISUSUN OLEH :
ENDANG SUPRIHATIN

DOSEN :
JUNDI SUHARDIN, Lc, M.PdI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MASJID SYUHADA (STAIMS) YOGYAKARTA
2014

 
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin , Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanallohuta’ala, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Pembelajaran Yang Ideal”. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Metode Pembelajara Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terim kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dosen Mata Kuliah Metode Pembelajara Agama Islam Ustadz Jundi Suhardin, Lc, MPdI atas bimbingan dan dukungannya. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan kami terima dengan rasa syukur.
 Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jogjakarta, Oktober 2014


                                                                                    Penulis

                                                                           



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................
B.RUMUSAN MASALAH..................................................................
C.TUJUAN PENULISAN MAKALAH..............................................
1
1
3
3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................
A.HAKEKAT PEMBELAJARAN......................................................
      1.            Pengertian Hakekat Pembelajaran Yang Ideal.........................
      2.            Komponen Pembelajaran..........................................................
a.       Tujuan Pembelajaran..........................................................
b.      Materi Pembelajaran...........................................................
c.       Metode Pembelajaran.........................................................
d.      Media Pembelajaran...........................................................
e.       Evaluasi Pembelajaran........................................................
f.       Peserta Didik.......................................................................
g.      Pendidik..............................................................................
h.      Lingkungan Belajar............................................................
B.PEMBELAJARAN YANG IDEAL.................................................
        1.            Memilih Metode Pembelajaran Yang Baik.............................
        2.            Pembelajaran Aktif (Active Learning) dalam kaitannya dengan Belajar aktif.................................................................
        3.            Cara Meningkatkan Belajar.....................................................
        4.            Ciri-ciri Siswa yang Aktif belajar............................................
        5.            Macam –macam Strategi Pembelajaran...................................
        6.            Ciri-ciri Metode Mengajar yang Efektif.................................
        7.            Cara Menentukan Strategi, Metode, Pendekatan, dan Teknik Pembelajaran yang Efektif......................................................
4
4
5
7
7
8
10
11
12
13
14
15
16
16

18
18
20
21
22

23
BAB III PENUTUP..............................................................................
A.    KESIMPULAN........................................................................
B.     SARAN....................................................................................
25
25
25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
27




 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Mengajar (teaching) dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa, dan bukan pada äpa yang dipelajari siswa. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat. Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar, pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam pembelajaran. Makalah ini membahas bagaimana menerapkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari hakikat sebenarnya, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu pembelajaran yang menghasilkan pembelajaran yang optimal sesuai tujuan yang akan dicapai.[1]

B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam menyusun makalah ini penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1)      Apa yang melatarbelakangi dalam penulisan makalah ini ?
2)      Apakah pengertian hakekat pembelajaran yang ideal itu?
3)      Apa saja yang termasuk komponen pembelajaran?
4)      Bagaimanakah gambaran pembelajaran yang ideal itu?

C.     TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah  Metode Pembelajaran Agama Islam .Selain itu, dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai konsepsi pemilihan metode pembelajaran yang ideal dengan melihat faktor yang mempengaruhi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan topik yang terkait. Adapun  tujuan secara praktisnya adalah :
1)      Menjadi masukan bagi pemerhati pendidikan, khususnya guru agar memperhatikan faktor-faktor dalam memilih metode pembelajaran yang ideal.
2)      Bagi sekolah, dapat mendorong antusiasme guru dalam mengembangkan dan mengimplementasikan metode pembelajaran yang ideal, kreatif, dan inovatif dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana sekolah.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    HAKEKAT PEMBELAJARAN
                        1.      Pengertian Hakekat Pembelajaran Yang Ideal
Adapun belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya.[2]
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
Ideal adalah sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.[3]
Pembelajaran yang ideal ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif.Dari defenisi belajar dan pembelajaran serta ideal, maka hakikat pembelajaran yang ideal adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang ideal mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.[4]
Pembelajaran ideal juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa dan juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri.
                        2.      Komponen Pembelajaran
Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Ciri lain dari pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen pembelajaran. Sumiati dan Asra (2009: 3) mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa.
 Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
a.       Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Robert F. Meager (Sumiati dan Asra, 2009: 10) memberi batasan yang lebih jelas tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Tujuan pembelajaran juga harus dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam. Suatu tujuan pembelajaran juga harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1)      Spesifik, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam)
2)      Operasional, artinya mengandung satu perilaku yang dapat diukur untuk memudahkan penyusunan alat evaluasi.
b.      Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Isi dari proses pembelajaran tercermin dalam materi pembelajaran yang dipelajari oleh siswa. Syaiful Bahri Djamarah, dkk (2006: 43) menerangkan materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa materi pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan.
Materi pembelajaran disusun secara sistematis dengan mengikuti prinsip psikologi. Agar materi pembelajaran itu dapat mencerminkan target yang jelas dari perilaku siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Pemilihan materi pembelajaran harus sejalan dengan ukuran-ukuran yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan. Harjanto (2005: 222) menjelaskan beberapa kriteria pemilihan materi pembelajaran yang akan dikembangka dalam sistem pembelajaran dan yang mendasari penentuan strategi pembelajaran, yaitu:
1)      Materi harus sejalan dengan tujuan pembelajaran.
Materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yangtelah dirumuskan.
2)      Materi pembelajaran hendaknya terukur dan terjabar.
Perincian materi pembelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap tujuan pembelajaran khusus yang dijabarkan telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur.
3)       Relevan dengan kebutuhan siswa.
Pembelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh.
4)      Sesuai dengan kondisi masyarakat.
Materi pembelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembanga mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
5)      Materi pembelajaran mengandung segi-segi etik.
Materi pembelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.
6)       Materi pembelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
7)       Materi pembelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.

c.       Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan siswa untuk belajar proses, bukan hanya belajar produk. Dalam hal ini guru dituntut agar mampu memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
 Untuk melaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat. Menurut Sumiati dan Asra (2009: 92) ketepatan penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi dan kondisi dan waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ketepatan penggunaan metode pembelajaran oleh guru memungkinkan siswa untuk mencapai tujuan belajar baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Agar metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tepat, guru harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber dan fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Penggunaan metode pembelajaran dengan memperhatikan beberapa faktor di atas diharapkan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

d.      Media pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas. Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009: 179) mengklasifikasikan penggunaan media berdasarkan tempat penggunaannya, yaitu:
1)      Penggunaan media di kelas
2)      Penggunaan media di luar kelas. Penggunaan media di luar kelas dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu  :
a)      Penggunaan media tidak terprogram. Penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum yang digunakan oleh guru atau sekolah.
b)      Penggunaan media secara terprogram. Peserta didik sebagai sasaran diorganisasikan dengan baik sehingga mereka dapat menggunakan media itu secara teratur, berkesinambungan dan mengikuti pola belajar mengajar tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan peralatan yang membawa pesan-pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jenis-jenis media pembelajaran sangat beragam dan mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka diharapkan guru dapat memilih media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Selain dalam memilih media pembelajaran, guru juga harus dapat memperlihatkan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang tidak digunakan secara maksimal juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
1)      Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasajikan.
2)      Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
3)      Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.
e.       Evaluasi Pembelajaran
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting karena dengan evaluasi akan diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil.
Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Dalam hubungannya dengan pembelajaran dijelaskan oleh Harjanto (2005: 277) evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah    tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan adanya evaluasi pembelajaran keberhasilan pembelajaran dapat diketahui hasilnya. Oleh karena itu evaluasi harus disusun dengan tepat, agar dapat menilai kemampuan siswa dengan tepat pula.
f.       Peserta Didik
Siswa merupakan salah satu komponen inti dari pembelajaran, karena inti dari proses pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu  siswa harus memiliki disiplin belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan terbiasa untuk selalu patuh dan mempertinggi daya kendali diri, sehingga kemampuan yang sudah diperoleh siswa dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama.Aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa :
1)      Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar.
2)      Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3)      Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Kondisi pembelajaran yang ideal dan efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.[5]  
g.      Pendidik
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (Martinis Yamin dan Maisah,2009: 100) secara keseluruhan guru adalah figur yang menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat maupun di sekolah. Guru dilihat sebagai sosok yang kharismatik,karena jasanya yang banyak mendidik umat manusia dari dulu hingga sekarang.
E. Mulyasa (dalam Martinis Yamin dan Maisah, 2009: 101) juga menegaskan jika semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besarterhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru.
Secara umum tugas guru adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa.
h.      Lingkungan belajar
Lingkungan merupakan segala situasi yang ada disekitar kita. Suciati, dkk (2007: 5) menjelaskan bahwa lingkungan belajar adalah situasi yang ada di sekitar siswa pada saat belajar. Situasi ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Jika lingkungan ditata dengan baik, lingkungan dapat menjadi sarana yang bernilai positif dalam membangun dan mempertahankan sifat positif. Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Madri M. dan Rosmawati menulis, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.[6]
Beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran:
1)      Suasana Belajar yang menyenangkan
2)      Suasana bebas
3)      Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai

B.     PEMBELAJARAN YANG IDEAL
1)      Memilih Metode Pembelajaran yang Baik
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang tidak terlepas dari berbagai komponen belajar yang saling mendukung. Komponen-komponen tersebut antara lain berkaitan dengan pemilihan strategi, metode dan teknik pembelajaran dengan tujuan untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi peserta didik. Untuk menentukan strategi pembelajaran yang baik, guru dituntut harus mampu menguasai berbagai metode dan teknik dalam pembelajaran. Untuk itu agar mendapatkan hasil yang baik, maka pembelajaran harus direncanakan, karena tanpa rencana yang baik maka pembelajaran tidak akan mempunyai arah yang jelas. Perencanaan pembelajaran dapat dimulai dari strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam rangka memanfaatkan sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diharapkan sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran. Jadi sasaran utama dari penggunaan strategi dalam pembelajaran ini yaitu agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan apa yang direncanakan.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh peserta didik. Jenis metode pembelajaran sangat bermacam-macam, tinggal bagaimana seorang guru menggunakan metode mana yang sesuai dengan rencana yang dibuatnya.
Teknik pembelajaran adalah penerapan dari pemilihan strategi dan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Meskipun masing-masing guru menggunakan metode yang sama namun dalam proses pembelajaran mereka dapat menggunakan teknik yang berbeda. Dengan kata lain bahwa teknik merupakan isi dari suatu metode, namun tidak ditentukan secara pasti teknik seperti apa yang akan digunakan karena tergantung dari pribadi gurunya.
Macam strategi dalam pembelajaran antara lain strategi pemecahan masalah solso, pembelajaran kuantum, pembelajaran siklus, pembelajaran kooperatif dan lain-lain yang di dalamnya memuat berbagai metode dan teknik pembelajaran. Dengan kata lain, metode dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Masing-masing strategi dan metode pembelajaran tersebut tentu banyak sekali kekurangan dan kelebihannya. Untuk itu dalam praktik pembelajaran, guru harus pandai-pandai memadukan metode yang satu dengan metode lain untuk menyesuaikan dengan materi atau kondisi peserta didik sehingga dapat terjadi suatu pembaruan dalam proses pembelajaran dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
Jadi dapat digambarkan bahwa hubungan antara strategi, tujuan, dan metode pembelajaran merupakan suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung
2)      Pembelajaran Aktif (Active Learning) dalam Kaitannya dengan Belajar Aktif[7]
Belajar aktif dapat memacu siswa agar bersemangat mengikuti pembelajaran. Salah satu pendekatan yang efektif untuk membuat siswa aktif belajar baik secara fisik maupun mental adalah pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru saat melaksanakan PAKEM seperti pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, penataan ruang dan organisasi kelas. Selain menggunakan PAKEM  guru juga dapat menggunakan model pembelajaran aktif. Model pembelajaran aktif (active learning)  adalah suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran aktif memiliki banyak kelebihan-kelebihan.Banyak penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif (active  learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3)      Cara Meningkatkan Belajar
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas belajar siswa, yaitu:
a)         Kesiapan Fisik dan Mental. Bila siswa tidak siap belajar, maka pembelajaran akan berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental, maka siswa akan dapat belajar secara aktif.
b)         Tingkatkan Konsentrasi. Saat belajar berlangsung, konsentrasi menjadi faktor penentu yang amat penting bagi keberhasilannya.
c)         Tingkatkan Minat dan Motivasi. Tidak akan ada keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki minat dan motivasi
d)        Gunakan Strategi Belajar. Menggunakan berbagai strategi belajar yang cocok sangat penting agar perolehan hasil belajar menjadi maksimal.
e)          Belajar Sesuai Gaya Belajar. Setiap individu demikian pula siswa memiliki gaya belajar dan jenis kecerdasan dominan yang berbeda-beda. Guru harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan baik. Pemilihan strategi, metode, teknik dan model pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh
f)          Belajar Secara Holistik (menyeluruh), mempelajari sesuatu tidak bisa sepotong-sepotong. Informasi yang dipelajari harus utuh dan menyeluruh. Perlu untuk menekankan hal ini kepada siswa, agar mereka belajar secara holistik tentang materi yang sedang mereka pelajari. Pengetahuan akan informasi secara holistik dan utuh akan membuat belajar lebih bermakna.
g)         Berbagi. Berbagi pengetahuan yang baru atau sudah dimiliki akan menjadikan informasi atau pengetahuan itu terelaborasi dengan mantap.
h)         Uji Hasil Belajar. Ujian atau tes hasil belajar penting karena ia dapat menjadi umpan balik kepada siswa yang bersangkutan sampai sejauh mana penguasaan mereka terhadap suatu materi belajar. Siswa menjadi mempunyai peta kekuatan dan kelemahan hasil belajar mereka sehingga mereka dapat memperbaiki atau memperkayanya.
4)      Ciri-ciri siswa yang aktif belajar
Semua siswa yang sedang belajar secara aktif mempunyai ciri-ciri yang dapat dengan mudah diamati. Ciri-ciri tersebut yaitu:
a)      Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh siswa, dimana siswa yang aktif belajar selalu menemukan pengetahuan, informasi, atau keterampilan dengan mengalami langsung.
b)      Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi pelajaran (membangun pemahaman);
c)      Siswa berpikir reflektif. Siswa-siswa yang belajar secara aktif tampak pula mengomentari (tidak hanya meminta untuk dikomentari),menyimpulkan  proses pembelajaran, mencoba memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam proses pembelajarannya, dan menyimpulkan  materi pembelajaran dengan kata-katanya sendiri 


5)       Macam-macam Strategi Pembelajaran
Ada berbagai strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Di bawah ini disebutkan beberapa cara untuk menjadikan pembelajaran guru menjadi lebih menarik, diantaranya :
a)      Pembelajaran Aktif (Active Learning).Pembelajaran Aktif - Pembelajaran Aktif adalah segala sesuatu yang dilakukan siswa di kelas selain hanya pasif mendengarkan ceramah seorang guru. Penelitian menunjukkan bahwa belajar aktif meningkatkan pemahaman siswa dan penyimpanan informasi dan sangat efektif dalam mengembangkan keterampilan kognitif yang lebih tinggi, seperti pemecahan masalah dan berpikir kritis.
b)      Clicker. Clicker memungkinkan guru untuk secara cepat mengumpulkan dan meringkas tanggapan siswa untuk pertanyaan pilihan ganda.
c)      Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran Kooperatif / Cooperative Learning - Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran harus secara hati-hati direncanakan dan dilaksanakan, dan dalam pelaksanaannya tersebut, pembelajaran kooperatif tidak memerlukan kelompok permanen.
d)     Berpikir Kritis(Critical Thinking). Berpikir Kritis - Berpikir kritis adalah kumpulan kegiatan mental (pikiran) yang mencakup kemampuan untuk berintuisi, mengklarifikasi, merenung, menghubungkan, menyimpulkan, dan menilai. Guru harus membawa kegiatan berpikir kritis ini secara bersama-sama dan memungkinkan siswa untuk mempertanyakan materi pembelajaran/pengetahuan yang ada.
e)      Diskusi (Discussion) Strategi Diskusi - Melibatkan siswa dalam diskusi akan memperdalam proses pembelajaran dan memotivasi mereka, dengan jalan mendorong mereka untuk mengembangkan pendapat dan pandangan mereka sendiri dan mendengar suara mereka sendiri. Sebuah lingkungan yang baik untuk interaksi dalam strategi diskusi sangat diperlukan untuk mendorong siswa agar mau dan mampu berbicara.
Masih banyak sratetegi-strategi pembelajaran terlepas dari keunggulan dan kekuarangan masing-masing, disini dituntut kejelian guru untuk memilih stratei yang paling tepat untuk anak didiknya.[8]
6). Ciri-ciri Metode Mengajar yang Efektif
Ada beberapa ciri yang dapat membuat kita dapat menilai sebuah metode mengajar apakah efektif atau tidak untuk suatu pembelajaran. Berikut dipaparkan beberapa Ciriciri metode mengajar yang efektif:
a.       Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
b.      Membuat siswa menjadi memiliki rasa ingin tahu. Membuat siswa menjadi tertantang.
c.       Membuat siswa aktif secara mental, fisik, dan psikis
d.      Membantu siswa tumbuh kreatif.
e.       Mudah dilaksanakan oleh guru. menggunakan metode-metode mengajar yang mudah dan tidak membutuhkan kerja keras semata.
7). Cara Menentukan Strategi, Metode, Pendekatan, dan Teknik Pembelajaran yang Efektif.
Kegiatan guru saat merancang pembelajaran amatlah krusial. Salah satu bagian dari kegiatan merancang pembelajaran ini adalah menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Apabila guru memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang tidak tepat dapat dipastikan bahwa pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Sementara bila guru berhasil memilih dan menentukan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan baik, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran yang akan dilakukannya kemungkinan besar akan berjalan efektif.
Untuk menentukan atau memilih pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sesuai, maka guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
a)      Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan tujuan pembelajaran.
b)      Kesesuaian pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran dengan materi pembelajaran
c)      Ketersediaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
Beberapa pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran mungkin sangat ideal untuk dipilih, tetapi sebelum benar-benar memilihnya, guru kembali harus memperhatikan ketersedian media pembelajaran, alat, bahan, dan sumber belajar.
Cara menentukan strategi, metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran dilihat dari :
a)      Kemampuan Siswa
b)      Gaya belajar siswa.
c)      Ketersediaan waktu.
d)     Jaminan adanya variasi.
e)      Jaminan adanya interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa.








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran yang ideal merupakan proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang ideal mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

B.     SARAN
Untuk mewujudkan pembelajaran yang ideal ditinjau dari kondisi dan suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus adanya factor factor pendukung tertentu seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.

























DAFTAR PUSTAKA

Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990
Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 2002)
Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004)
Semiawan, Cony, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990)
Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka cipta, 1995)
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 2002
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta: PT. Imtima,  2007) cet.11
Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia
Suherman, Strategi Belajar Efektif (Universitas Pendidikan Indonesia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/
http/kamusbahasaindonesia.org/idea
Sumber: pedagogy.merlot.org
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03
www.proprofs.com/quiz.school/story


[1] www.proprofs.com/quiz-school/story.
[2] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta: PT. Imtima, 2007) cet.11, hlm. 329
[3] http://kamusbahasaindonesia.org/idea

[4] Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm. 226-227

[5] Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 129
[6] Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses (Jakarta: Gramedia, 1990), hlm. 63

[7] http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03
[8] Sumber: pedagogy.merlot.org





Tidak ada komentar:

Posting Komentar