METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

DISUSUN OLEH :
ENDANG SUPRIHATIN
DOSEN :
JUNDI SUHARDIN,M.PdI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MASJID
SYUHADA (STAIMS) YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami
panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Salawat dan
salam kepada Nabi besar Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam atas perjuangan beliau kita dapat menikmati
pencerahan iman dan Islam dalam
mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “ Macam Metodologi
Pembelajaran dan Langkah-langkahnya” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Agama Islam.
Kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengharap pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
Endang Suprihatin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................
|
i
|
DAFTAR ISI..........................................................................................
|
ii
|
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
A.
LATAR BELAKANG MASALAH.........................................
B.
RUMUSAN MASALAH.........................................................
|
1
1
2
|
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
A.
PENGERTIAN METODOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM............................................
B.
TUJUAN METODOLOGI PEMBELAJARAN......................
C.
FUNGSI METODOLOGI PEMBELAJARAN.....................
D.
ALASAN PENGGUNAAN METODOLOGI PEMBELAJARAN................................................................
E.
MACAM-MACAM METODOLOGI PEMBELAJARAN, TUJUAN DAN
LANGKAH-LANGKAHNYA.......................
1. Metode
Ceramah..................................................................
2. Metode Tanya
Jawab...........................................................
3. Metode Diskusi.........................................................
4. Metode
Observasi................................................................
5. Metode Peragaan......................................................
6. Metode Problem
Solving (Pemecahan Masalah)..............
7. Metode
Karyawisata..........................................................
8. Metode Inkuiri..........................................................
9. Metode
Mengarang (Ekspresi)...........................................
10. Metode
Pemberian Tugas...................................................
11. Metode
Simulasi.................................................................
12. Metode Permainan..............................................................
13. Metode
Bermain Peran (Role Playing)...............................
14. Metode
Partisipatorik .........................................................
15. Teknik
Pembinaan Nilai (Value Clarification Technique)..
F.
PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI PEMBELAJARAN.......
|
3
3
10
11
12
13
13
16
20
21
23
25
27
28
31
32
34
36
37
40
43
46
|
BAB III PENUTUP................................................................................
KESIMPULAN......................................................................................
|
50
50
|
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
|
51
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak
berhasil dalam mengajar, hanya karena tidak menguasai metode mengajar. Itulah
sebabnya, metode mengajar menjadi salah satu obyek bahasan yang penting dalam pendidikan.
[1]
Guru sebagai dari kerangka system pendidikan dituntut untuk selalu
mengembangkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan lingkungan
lokal dimana proses pendidikan itu dilakukan. Jika guru bersikap statis (merasa
cukup dengan apa yang sudah ada) maka proses pendidikan itu akan statis pula
bahkan mundur.[2]
Keberadaan metodologi pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat
dijadikan guru dalam memecahkan persoalan tersebut, karena merupakan hasil
pengkajian dan pengujian melalui metode ilmiah.
Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan. Dalam ilmu tentang mengajar, metodologi disebut didaktik yaitu
ilmu yang membahas tentang kegiatan proses belajar mengajar yang menimbulkan
proses belajar. Didaktik dibedakan menjadi dua, yaitu dikdaktik umum dan
didaktik khusus. Didaktik umum membahas prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan
belajar, sedangkan didaktik khusus yaitu membahas cara-cara guru menyajikan
bahan pelajaran kepada pelajar.[3]
Dan dalam Islam, da’wah dan pendidikan tidak bisa dipisahkan, keduanya
terjadi jalinan yang sangat erat dan banyak mengalami persamaan-persamaan, hal
ini ditegaskan Syeh Ali Manfudz bahwa :
“Sesungguhnya dakwah kepada kebaikan itu adalah pendidikan, dan pendidikan
yang bermanfaat itu hanyalah ada dengan amal perbuatan, karena pendidikan itu
tegak berdiri atas teladan yang baik dan uswatun hasanah”.[4]
Adapun dalam makalah ini akan membahas metodologi pembelajaran,
pengertiannya, fungsi dan tujuannya, macam-macamnya berikut langkah-langkah
yang ditempuh dalam metode pembelajaran tersebut, sebagai ilmu dalam
mengembangkan cara mengajar baik berupa prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan
belajar (didaktik umum), dan membahas cara guru dalam menyajikan materi dalam
kegiatan proses pembelajaran dikelas (didaktik khusus) tentunnya pada
pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembembelaran tersebut akan
tercapai.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penyusun
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan metodologi
pembelajaran Agama Islam?
2. Apa tujuan adanya metodologi pembelajaran ?
3. Apa saja fungsi metodologi pembelajaran itu ?
4. Apa alasan diadakannya metodologi
pembelajaran?
5. Apa macam metodologi pembelajaran ,
pengertian, manfaat dan langkah-langkahnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI
1. Pengertian Metodologi
Kata
“Metodologi” berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara, dan logos
yang berarti ilmu. Dengan demikian Metodologi dapat diartikan ; Suatu disiplin
ilmu yang berhubungan dengan metode, peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam
ilmu pengetahuan.[5]
Metodik (Methodentic)
sama artinya dengan metodologi (Methodology), yaitu suatu penyelidikan
yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam
penelitian.[6]
Metodologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002 : 741),
berarti “ ilmu tetang metode, uraian tentang metode”.
Dan dalam bahasa Arab disebut minhaj, wasilah, kaipiyah, dan thoriqoh,
semuanya adalah sinonim, namun yang paling populer digunakan dalam dunia
pendidikan Islam adalah thoriqoh, bentuk jama’ dari thuruq yang
berarti jalan atau cara yang harus ditempuh.[7]
2. Pengertian
Pembelajaran
Istilah
“pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai
arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan
demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa)
dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan
dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer,
sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi
kegiatan secara optimal. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah
usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan
karena adanya usaha.
Pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal.[8]
Pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses
mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan mengatur serta memfasilitasi
berbagai hal kepada peserta didik agar biasa belajar sehingga tercapai tujuan
pendidikan.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan pendidik
kepada peserta didik untuk memunculkan keinginan belajar dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan melalui media, lingkungan, dan lainnya. Pembelajaran menurut para ahli :
1. Menurut Knowles, pembelajaran
adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan.
2. Menurut Crow & Crow, Pembelajaran
adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap.
3. Menurut Munif Chatib, Pembelajaran
adalah suatu proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi
informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
4. Menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan belajar.
3. Pengertian Metodologi
Pembelajaran
Metodologi
dapat diartikan ; Suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan metode,
peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.[9]
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,
dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam
waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Jadi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa metodologi pembelajaran adalah :
a. Metodologi
pembelajaran adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara yang
digunakan untuk melaksanakan suatu proses interaksi antara pebelajar dan
pebelajar agar tujuan yang telah ditentukan dalam pendidikan dapat tercapai.
b. Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
cara-cara seorang guru dalam membimbing, melatih, memberi contoh, dan mengatur
serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar biasa belajar
sehingga pengajaran tersebut sesuai dengan daya serap peserta didik
c. Metodologi
pembelajaran adalah ilmu yang membahas tentang segala usaha seorang
guru yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
proses pembelajaran dengan berbagai aktivitas baik itu di dalam lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Dalam bahasa Inggris, metode di sebut method dan way,
keduanya diartikan cara. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara adalah
kata way itu, bukan kata method. Karena metode istilah yang
digunakan untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat
(efektif) dan cepat (efisien)” dalam melakukan sesuatu.[10]
Maka metodologi dalam pengertian ini adalah ilmu tetang metode yaitu ilmu
yang mempelajari cara yang paling tepat (efektif) dan cepat (efisien) untuk
mencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan pengertian
di tersebut, maka dijumpai dalam buku metodologi pengajaran lebih banyak
membahas bermacam-macam metode, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
demontrasi dan lain-lain. Pendapat di atas diperkuat dengan fiman Allah dalam
surah An-Nahl : 125, yang artinya sebagai berikut :
Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasehat
yang baik, serta berbantahlah mereka dengan cara yang baik (QS.An-Nahl :
125).
Dengan demikian, metodologi pembelajaran tidak hanya membahas metode
semata, tapi kajiannya lebih luas yaitu mengaitkan cara mengunakan metode
dengan bahan yang diajarkan, peserta didik dan guru bahkan lingkungan.
Adapun pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
a. Pendapat Gagne, bahwa pembelajaran
diartikan seperangkat acara pristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
terjadinya proses belajar yang bersifat internal.
b.
J. Drost (1999), menyatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang
dilakukan untuk menjadikan orang lain belajar.
c.
Mulkan (1993), memahami pembelajarann sebagai suatu aktifitas guna
menciptakan kreativitas siswa.[11]
4. Pengertian Pendidikan
Agama Islam
Pendidikan berasal dari kata didik. Dengan diberi awalan pend
dan akhiran kan, yang mengandung arti perbuatan, hal, dan cara.
Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion
education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan orang beragama. Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan
pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan pada feeling
attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan[12]
Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam
pengertian pendidikan, yaitu ta’lim (mengajar),[13]
ta’dib (mendidik),[14]
dan tarbiyah (mendidik).[15] Namun menurut al-Attas (1980) dalam Hasan Langgulung, bahwa kata ta’dib
yang lebih tepat digunakan dalam pendidikan agama Islam, karena tidak terlalu
sempit sekedar mengajar saja, dan tidak terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah
juga digunakan untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara.[16]Dalam
perkembangan selanjutnya, bidang speliasisai dalam ilmu pengetahuan, kata adab
dipakai untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam pendidikan Islam
hingga populer sampai sekarang.[17] Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama
Islam.
Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran PAI, yaitu sebagai berikut : [18]
a.
Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan secara berencana dan
sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b.
Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
c.
Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk bisa
menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan pelatihan.
d.
Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.
Sebagai salah satu komponen ilmu pendidikan Islam, metode pembelajaran PAI
harus mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran kepada
tujuan pendidikan agama Islam yang hendak dicapai proses pembelajaran.
Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, Departemen
Pendidikan Nasional merumuskan sebagai berikut : [19]
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui
pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat
beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia berpengetahuan, rajin beribadah,
cerdas, produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleran (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam
tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu :
pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepadaNya
semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-Qur’an dan
Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan
ajaran al-Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.[20]
Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikemukan bahwa
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan GPAI secara berencana
dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh kembangkan akidahnya
melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada
Allah SWT yang pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama
dan berakhlak mulia.Agar hal di atas dapat dicapai, maka GPAI dituntut mampu
mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran PAI, disinilah pentingnya
mempelajari metode pembelajaran PAI.
B. TUJUAN METODOLOGI PEMBELAJARAN
Metode yang
dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran.
Metode harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif berproses guna
mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak
secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang
dihatapinya Dr. Sayyid Ibrahim
al-jabar mengatakan :
“Sesungguhnya
tujuan pokok pendidikan haruslah dapat memberikanrangsangan kuwat untuk
pengembangan kemampuan individudalam upaya mengatasi semua permasalahan baru
yang muncul serta dapat mencari terobosan-terobosan solusi alternative dalam
menghadapinya”.
Dipilihnya
beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi
jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan
operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji
dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam
hal ini metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran
sehingga apa yang telah direncanakanbisa diraih dengan sebaik dan semudah
mungkin.
Dari pemaparan
di atas tadi segara dapat dilihat bahwa pada intinya metode bertujuan
mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat
dan cepat sesuai yang diinginkan. Karenanya terdapat suatu prinsip yang
umumdalam memfungsikan metode yaitu prinsip agar pembelajaran dapat
dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, mengembirakan penuh dorongan dan
motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima
oleh peserta didik.
C. FUNGSI METODOLOGI PEMBELAJARAN
Menurut Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain, fungsi metode pembelajaran meliputi:
1.
Alat Motivasi Ekstrinsik.
Sebagai salah
satu komponen pembelajaran metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya
dari komponen lain. Tidak ada satu pun kegiatan pembelajaran yang tidak
menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti, fungsi metode pembelajaran
sebagai alat motivasi ekstrinsik, dengan menempatkan guru sebagai motivatornya.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Metode pembelajaran berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar peserta didik.
2.
Strategi Pembelajaran.
Daya serap
peserta didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam. Ada yang
cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi
daya serap peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan guru.
Perbedaan daya serap peserta didik memerlukan strategi pembelajaran yang tepat,
dan metode merupakan salah satu solusinya. Bagi sekelompok peserta didik boleh
jadi mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab,
tapi bagi sekelompok peserta didik yang lain. Di sinilah letak fungsi metode
pembelajaran.
3.
Alat untuk Mencapai Tujuan.
Tujuan adalah
suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi
pedoman yang memberi arah kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa. Tujuan dari
kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen
lainnya tidak diperlukan. Salah satu komponen tersebut adalah metode. Fungsi
metode pembelajaran adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
memanfaatkan metode secara akurat guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka
metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan.
D. ALASAN PENGGUNAAN METODOLOGI PEMBELAJARAN
Metode
belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu,
integral)dari proses pendidikan pengajaran.
Metode ialah cara guru
menjelaskan suatu pokok bahsan (thema, pokok masalah)
sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya
mencapai sasaran dan tujuan pengajaran
(tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus).
Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama guru-siswa,
secara psiko-pedagogis mengutamakan oto-aktivitas (kemandirian, KBS)
sebagai bekal pendewasaan diri mengembangkan kemampuan dan penguasaan bidang
pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Artinya, dalam PBM peran guru
lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan bersama (bekerjasama, komunikasi,
dialog dan hubungan akrab) guru-siswa, ialah suasana pembelajaran di dalam dan
di luar kelas.
PBM dan kerjasama guru-siswa mencapai sasaran dan tujuan
belajar, ialah melalui cara atu metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai
sasaran dan tujuan pendidikan-pengajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memilih/menetapkan
suatu metode dalam PBM (proses intruksional) ialah:
1) metode ini seeuai dengan pokok bahasan, dalam makna
lebih menjadi mencapai sasaran dan tujuan instruksional.
2) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar
(KBS, kemandirian) dan meningkatkan motivasi atau semangat belajar.
3) metode ini memperjelas
dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga
pemahaman siswa makin jelas.
4) metode ini dipilih guru dengan asas di atas
berdasarkan pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman
guru mengajar
5) metode yang berdaya guna, belum tentu
tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kombinasi (sintesis terpadu)
dan dilengkapi dengan media tertentu,bahkan multi-media. Dasar
pertimbangannya ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran.
E. MACAM-MACAM METODOLOGI PEMBELAJARAN, TUJUAN DAN
LANGKAH-LANGKAHNYA
1.
Metode Ceramah
a.
Pengertian
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada
siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode
pengajaran lain seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan
sebagainya.
b. Alasan penggunaan:
1) agar perhatian siswa tetap terarah
selama penyajian berlangsung
2) penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit)
3) untuk merangsang siswa belajar
aktif
4) untuk memberikan feed back
(balikan)
5) untuk memberikan motivasi belajar
c.
Tujuan
Metode ceramah digunakan
dengan tujuan untuk:
1) menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2) membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
3) memperjelas materi pelajaran
d.
Manfaat
Metode ceramah
dapat digunakan dalam hal:
1) jumlah siswa cukup besar
2) sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
3) waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang
disampaikan cukup banyak
Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah dan
ceramah bervariasi adalah untuk mengurangi kelemahan-kelemahan
tersebut antara lain:
1) siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada
guru, sehingga mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa
2) mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang
istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme)
3) melemahkan perhatian dan membosankan siswa,
apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama
4) guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang
penguasaan materi yang disampaikan
e. Langkah-langkah penggunaan.
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi,disesuaikan dengan
metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya
jawab dan diskusi sebagai variasi.
1) Persiapan
a) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)
menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan
pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan
c)
merumuskan materi ceramah secara garis besar
d)
bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi
menjadi beberapa penggalan
e)
disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki tiap
siswa
f)
menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir
2) Pelaksanaan
a)
menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah
bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai dengan tanya
jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan
laporan kelas.
b) membagikan materi ceramah kepada siswa
c) menyajikan materi ceramah
d) tanya jawab
e)
guru mengkomunikasikan hal-hal yang harus
didiskusikan dalam kelompok kecil, waktu yang disediakan
untuk diskusi
f) pembentukan kelompok kecil terdiri
dari lima atau tujuh orang
g) pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktuyang
sudah ditetapkan
h)
membuat kesepakatan satu kelompok untuk
melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas
i) penyampaian laporan kelompok-kelompok yang
telah ditetapkan
j) mengatur jalannya pengulasan oleh kelompok-kelompok
yang lain
k) diskusi kelas berakhir
2.
Metode Tanya jawab
a.
Pengertian
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya
(pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan
atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi
pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih
luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau
pengalaman yang dihayati. Melalui tanya jawab akan memperluas dan memperdalam
pelajaran tersebut.
b.
Alasan Penggunaan
1)
untuk meninjau pelajaran yang lain
2)
agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang
telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikut
3)
untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin
pengamatan dan pemikiran siswa
c.
Tujuan
Metode tanya
jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1)
mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan
pegungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar
atau dibaca.
2)
mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan
logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa
tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu
masalah).
3)
memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan
pelajaran sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
4)
memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada
pelajaran dan mengembangkan kemampuaannya untuk menggunakan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimilikinya.
5)
membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
d.
Manfaat
1)
pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar
siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
2)
pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat
pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara
pertanyaan dengan jawaban
3)
pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat
mengembangkan cara-cara berpikir logis dan sistematis.
4)
pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban
yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan
perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru,
makarasa gembira tersebut akan memperkuat
jawaban itu tersimpan dalam ingatan siswa
5)
jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
6)
pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan
memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
7)
pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan
penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah
8)
pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan
belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran
yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan
diingat
9)
pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan
mengulang
10) siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar,
baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan
perasaan
dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah
dan dinilai oleh guru
11) siswa juga diajak
berani bertanya untuk kepentingan proses belajar
mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa
belajar mengemukakan pertanyaan yang layak
dan menghargai pertanyaan orang lain
12) pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat
menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira
13) siswa memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi
dalam proses kegiatan belajar mengajar
14) dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat
merupakan umpan balik bagi guru mengenai
pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil
proses belajar mengajarnya.
e. Langkah-langkah penggunaan
1. Persiapan
a)
menentukan topik
b)
merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)
menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK
tertentu
d)
mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2. Pelaksanaan
a)
menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)
mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga
menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c)
guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
d)
guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e)
guru harus memberikan waktu yang cukup untuk
memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara
sistematis
f)
tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang,
dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tidak sehat di antara
para siswa
g)
pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu
menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan
berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan yang lain
h)
guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah
saja
i)
pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang
meminta pendapat, perasaan, sikap serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan
fakta-fakta saja.
Beberapa cara mengajukan pertanyaan :
1. gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan
tertutup
2.
gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat
3.
dengarkan baik-baik jawaban anak-anak
4.
sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaan-pertanyaan anak
dan mengarahkannya kembali
5.
jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana
6.
mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid
7.
akui bila anda sendidri tidak tahu,tetapi kemudian usahakan mendapatkan
jawabannya
8.
angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban
9.
berikan setiap orang kesempatan untuk menjawabpada waktu
tertentu
10.
waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang
“tidak tepat” dan usahakan untuk meredamnya
11.
gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti
12.
jagalah agar pertanyaan itu singkat
3.
Metode Diskusi
a.
Pengertian.
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran
dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau
masalah tertentu untuk memperoleh suatu
pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang
topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan
keputusan bersama
b.
Alasan
penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik dalam lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk
memecahkan masalah dan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.
Oleh karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan oleh guru di sekolah.
c.
Tujuan
Tujuan
penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
d.
Manfaat
1.
menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa
yang demokratis
2.
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis,analitis dan
logis
3.
memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasasosial
4.
membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar
e.
Langkah-langkah penggunaan
1.
Persiapan
a)
menentukan topik yang akan didiskusikan
b)
merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)
merumuskan masalah yang akan didiskusikan
d)
menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi
2.
Pelaksanaan
a)
membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris,anggota)
b)
menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)
membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi
d)
memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi
e)
mencatat ide dan saran-saran yang penting
f)
kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan
dalam diskusi antar kelompok
g)
hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan diskusi dalam
bentuk tertulis
4.
Metode Observasi
a.
Pengertian
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sisrematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara
atau metode ini ditandai pada umumnya dengan
pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat
pencatatan-pencatatan secara obyektif mengenai apa yang diamati.
Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a)Structured
orm controller observation (observasi yang direncanakan, atau tes kontrol)
; b)Strukctures or informal observation (observasi
informal atau tidak direncanakan lebih dahulu).
Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat
menggunakan blangko-blangko daftar isian yang telah dicantumkan aspek-aspek
atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan
dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada umumnya
pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa sebenarnya yang harus
dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-Aspek atau peristiwanya tidak terduga
sebelumnya.
b.
Alasan
penggunaan metode observasi
Metode
observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam
kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari pemikiran
bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan
belajar mengajar, karena:
1.
melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala
yang tejadi dalam lingkungannya
2.
metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala
yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa
dalam mengadakan evaluasi. Tentunya peristiwa atau gejala-gejala yang dicatat akan dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
3.
melatih siswa untuk mengambil keputusan yang tepatsesuai
dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas
4.
memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan
kenyataan.
c. Tujuan
Tujuan
digunakan metode observasi adalah:
1.
untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas
2.
untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara
langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3.
untuk menanamkan nilai moral pada siswa
d. Manfaat
1. menambah
wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam
lingkungannya atau obyek yang diamati
2. melatih
kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadian-kejadian yang ada
dilingkungannya
3.
menanamkan nilai moral pada siswa
e. Langkah-langkah penggunaan
Penggunaan
metode observasi secara umum meliputi:
a.
Persiapan atau
perencanaan
a)
menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)
menetapkan obyek yang akan diobservasi
c)
menentukan alat/instrumen peroleh data dalam mengadakan
observasi
d)
membuat instrumen untuk mengadakan observasi
b.
Tahap pelaksanaan
a)
siswa secara langsung menuju obyek yangdiobservasi
b)
siswa mengadakan pengamatan terhadap obyekyang diobservasi
c)
siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa,kejadian-kejadian
atau gejala-gejala yang terjadi
d)
mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim
e)
menyusun laporan sebagai hasil observasi
5.
Metode Peragaan
a.
Pengertian
Metode peragaan
adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan.
Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku
tertenu dan sebagainya
b.
Alasan penggunaan
Hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek
psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui
kegiatan peragaan
c.
Tujuan
Penggunaan
metode peragaan dengan tujuan:
1.
untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku
tertentu
2.
untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu
d.
Manfaat
1.
siswa memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembang- kan aspek motorik)
2.
siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu
(menanamkan aspek afektif)
3.
siswa memperoleh kejelasan mengenai pengertian / konsep
mengenai sesuatu.
e. Langkah Penggunaan
a.
Persiapan:
1)
guru menyiapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
2)
guru menyiapkan alat yang akan diperagakan
3)
guru menyiapkan/merancang pola interaksi dalam kegiatan
belajar mengajar
b. Pelaksanaan
1) guru mengemukakan secara singkat materi
pelajaran
2) guru menjelaskan proses
dan langkah-langkah penggunaan metode ini
3) guru menjelaskan
perilaku tertentu yang akan diragakan
4) siswa melakukan kegiatan peragaan
5) guru bersama siswa mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan peragaan
6) pengambilan kesimpulan
6.
Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
a.
Pengertian:
Adalah suatu
metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara
individual maupun secara kelompok. Pada metode ini titik
berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis,
benar dan tepat, tekanannya pada proses
pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja.
Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak
ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus
diselesaikan secara rasional.
b.
Alasan penggunaan
Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan,khususnya dengan dunia kerja.
1.
Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah
dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah dengan terampil, hal
ini merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
2.
Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa
secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak
melakukan proses runtut drngan menyoroti permasalahan dari berbagai sisi untuk
mencari pemecahannya.
c. Tujuan:
Tujuan
penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai
berikut:
1. Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah
secara rasional
2.
Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara
individual maupun secara bersama-sama
3.
Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan
pada diri sendiri.
d.
Manfaat:
Manfaat yang
diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah)
antara lain:
1. Mengembangkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta
mengambil keputusan secara obyektif dan rasional
2.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dananalitis
3. Mengembangkan
sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan
pendapat
4.
Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi
siswa
e.
Langkah-langkah Penggunaan
1.
Persiapan
a)
Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik dapat ditentukan dengan cara menyajikan
masalah yang jelas yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga
mendorong untuk pemecahannya. Masalah ini harus tumbuh
dan sesuai dengan taraf kemampuan serta kecerdasan
siswa
b)
Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)
c)
Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
d)
Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalah
yang terbaik
2.
Pelaksanaan
a)
Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b)
Menjelaskan pemecahan masalah
c)
Merumuskan permasalahan
d)
Menelaah permasalahan
e)
Membuat dan merumuskan hipotesa
f)
Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan hipotesis
g)
Pembuktian hipotesis
h)
Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan
7.
Metode Karyawisata
a.
Pengertian
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di
luar kelas.Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi
bekerja. Dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata
berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek
di tempat mana obyek tersebut berada. Karya wisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun
cukup lama sampai beberapa hari.
b. Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
a. Obyek yang akan dipelajari tidak
dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya:
a)
terlalu besar/berat
b)
berbahaya
c)
akan berubah bila berpindah tempat
d)
obyek terdapat di tempat tertentu
b.
Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi prosesbelajar
mengajar
c.
Tujuan
a. untuk
melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
b. untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dan nyata
mengenai obyek tersebut
c.
untuk menanamkan nilai moral pada siswa
d.
Manfaat
Penggunaan
1.
Siswa memperoleh pengalamam yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan
karyawisata
2. dapat memberikan motivasi untuk mendalami materipelajaran
e.
Langkah-langkah Penggunaan
Penggunaan
metode karyawisata secara umum meliputi :
1. Tahap
persiapan atau perencanaan, meliputi:
a) Menetapkan
tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menetapkan
obyek karyawisata
c)
Menetapkan besarnya siswa yang ikut karyawisata
d)
Menetapkan biaya, transportasi, keamanan dan sebagainya
e)
Mengadakan hubungan dengan sasaran
f) Memilih cara-cara untuk memperoleh data selama
karyawisata, misal dengan metode interview, observasi dan sebagainya, Dan menyusun cara
laporan karya wisata.
g)
Pemantapan rencana
2.
Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam obyek wisata:
a)
Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau penguasa
b)
Siswa secara teratur melihat, mengamati, menanyakan , mencatat dan sebagainya tentang obyek wisata.
c) Selesai mengadakan pengamatan obyek, murid
dikumpulkan, dan kalau mungkin diadakan
tanya jawab dan diskusi dengan petugas obyek wisata
8. Metode Inkuiri
a.
Pengertian
Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir
atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode
inkuiri merupakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu
keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya.Jawaban
atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan masalah atas masalah
atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada
tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah
tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara model inkuiri dengan metode
pemecahan masalah. (Problem
Solving) yang lebih
menitikberatkan
pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Kegiatan
inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok atau pun
seluruh kelas ( klasikal ), baik dilakukan dalam kelas, maupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti diskusi antar siswa,
tanya jawab antar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan
metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk
mencari jawaban tertentu yang sudah pasti
ataupun kemungkinan pilihan
(alternatif) jawaban atas masalah tertentu.
b.
Alasan penggunaan
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk mengamati, mengalami, memahami suatu konsep, pengertian yang
terdapat dalam sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu keingintahuan siswa
untuk mendapatkannya, guru dapat menggunakan metode inkuiri dalam proses
pembelajaran.
c.
Tujuan
Penggunaan
metode inkuiri bertujuan:
1. Mengembangkan
sikap, keterampilan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan
sesuatu secara tepat ( obyektif)
2. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih
tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis)
d. Manfaat
1.
Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh (curriousity)
2.
Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupunsikap (afektif)
e. Langkah-langkah
Seperti telah dikemukakan di muka ada berbagai cara dalam berinkuiri. Dalam
hal inkuiri dilakukan dengan tanya jawab, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
d.
Persiapan:
a)
Merumuskan permasalahan sebagai topik
b)
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus(TPK)
c)
Menjelaskan jalannya kegiatan inkuiri
e.
Pelaksanaan:
Agar kegiatan mencapai tujuan yang ditentukan, maka
hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Siswa
diarahkan kepada pokok permasalahan yang akan dicara jawabannya dan
dipecahkan. Untuk itu guru hendaknya menjelaskan
pokok permasalahannya dan tujuan yang ingin dicapai
b) Guru hendaknya
memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi,mengemukakan kemungkinan
pilihan jawaban ataupun bertanya.
c)
Guru hanya membatasi agar jangan keluar dari pokok pembicaraan.
d) Guru diharapkan mampu memberikan pertanyaan pancingan, bilamana siswa
kurang mampu menganalisa masalah.
e)
Guru mengawasi, membatasi agar kegiatan siswa tidakmenyimpang dari nilai-nilai, seperti nilai
agama,Pancasila, dan sebagainya
f)
Guru tidak memberikan jawaban langsung atas masalahyang dihadapi
9. Metode
Mengarang (Ekspresi)
a.
Pengertian:
Mengarang: Cara
belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok
masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu.
b.
Alasan
pengunaan:
Terutama untuk mengembangkan dan melatih daya pikir
dan cipta/imajinasi siswa atas nilai yang
menjadi tujuan dalam pokok bahasan
c.
Tujuan:
Metode
mengarang bertujuan untuk mengembangkan:
1.
Sikap kemandirian
2.
Daya cipta dan daya pikir siswa
d.
Manfaatnya,
1. Media ekspresi pikiran dan wawasan (estetis)
siswa
2. Mengembangkan kemampuan menulis dan
penguasaancara komunikasi secara rasional dan tertulis
3. Mengembangkan daya analisis-rasional
4. Memahami dan memecahkan pokok masalah dan thema
secara wajar dan ideal
e.
Langkah-langkah pengunaan
1.Persiapan
a)
Menetapkan TPK
b)
Menetapkan bahan-bahan yang dapat digunakan dalam mengarang
c)
Mengarahkan cara penulisan yang baik
2.Pelaksanaan
Metode mengarang secara garis besarnya melalui
tahapan:
a)
Menjelaskan kepada siswa tujuan mengarang
b)
Menetapkan pokok bahasan (thema)
c)
Petunjuk pola kerja dan sistematika karangan
d)
Pelaksanaan (siswa bekerja, menulis)
e)
Laporan (mengumpulkan naskah karangan, untuk dimiliki guru)
10. Metode
Pemberian Tugas
a.
Pengertian
Metode
pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan
jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas tersebut dapat berupa
mengikhtisarkan karangan
(dari surat kabar, majalah atau buku bacaan)
membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk
mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan
metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun
bahannya.Pelaksanaannya dapat
diberikan secara individual maupun kelompok.
b.
Alasan
Penggunaan
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat
menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat diprgunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang
lain.
c.
Tujuan
Penggunaan
metode pemberian tugas bertujuan:
1.
menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2.
mendorong perilaku kreatif
3.
membiasakan berpikir komprehensif
4.
memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
d.
Manfaat
Metode
pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat
untuk:
1. menumbuhkan
kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun
sendiri
2.
melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber
belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3.
menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
e. Langkah-langkah Penggunaan
1. Tahap persiapan
a) pada langkah awal,guru
menentukan kegiatan yang akan ditugaskan misalnya : membuat ikhtisar karangan,
mengumpulkan gambar, menyusun kliping, melakukan observasi dan lain-lain
b)
guru menetapkan topik, dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan melalui macam penugasan kepada para siswa
c)
menetapkan kelompok-kelompok dan waktu(penugasan pelaksanaan)
2.
Tahap pelaksanaan
a)
siswa secara sendiri-sendiri atau kelompok melaksanakan
tugas yang telah ditentukan
b)
guru membimbing atau mengawasi selama kegiatan penugasan
berlangsung
3. Tahap penyelesaian
a)
siswa secara individual atau kelompok menyerahkan hasil
penugasan kepada guru
b)
guru memilih hasil penugasan untuk disampaikan dan dibahas dalam kelas
c)
guru memberikan penilaian tehadap hasil penugasan
11. Metode Simulasi
a.
Pengertian
Simulasi
berasal dari kata “Simulate” artinya pura-pura atau
berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah
suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat. Simulasi sebagai metode
penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu
melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak sesungguhnya).
Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya
atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi
sebenarnya
b.
Alasan
penggunaan
Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkansiswa
dan guru “mengalami” pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu
pokok masalah tanpa langsung kedalam suasana alamiah (yang sebenarnya).
c.
Tujuan
Metode simulasi
digunakan untuk:
1. melatih
keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional)
maupun keterampilan dalam hidup sehari-hari
2.
memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau
prinsip
3.
latihan memecahkan masalah
d.
Manfaat
Metode simulasi
dapat untuk:
1. meningkatkan
aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam
mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian
yang sebenarnya
2.
memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam kelompok
3.
melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
4.
menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa
5.
melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat,
peran orang lain
Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang
diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan
yang sama untuk melakukan simulasi
2.
tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya
masing-masing
3. simulasi dimaksudkan untuk latihan ketrampilan agar dapat menghadapi
kenyataan yang baik
4.
disiapkan petunjuk simulasi dapat secara terperinci atau
secara garis besar
5.
dalam simulasi diusahakan dapat digambarkan secara
lengkap tentang situasi, proses yang diperkirakan terjadi dalam kenyataan
sesungguhnya
e.
Langkah-langkah
Langkah-langkah
penggunaan metode simulasi:
1.Persiapan
a)
menentukan topik
b)
merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)
merumuskan petunjuk simulasi
2.Pelaksanaan
a)
menentukan topik dan tujuan simulasi, akan lebih baik bila dilakukan bersama
siswa
b)
guru menguraikan secara garis besar situasi yang
akan disimulasikan
c)
menjelaskan peranan-peranan yang akan disimulasikan, dan proses
simulasi
d) pemilihan para pelaku atau pemeran
e)
memberi kesempatan bertanya
f)
pelaksanaan simulasi
g)
evaluasi, sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan
h)
latihan ulang
12. Metode
Permainan
a.
Pengertian
b.
Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau
menemukan pengertian dan konsep tertentu. Permainan dalam arti permainan
pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar
metode permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok.
c.
Alasan
penggunaan
Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan
melakukan interaksi satu sama lainnya, dan pemecahan masalah dilakukan melalui
peragaan. Oleh
karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu
pengalaman yang berharga bagi siswa
d.
Tujuan
Penggunaan
metode permainan bertujuan untuk :
1.
mengajarkan perngertian (konsep)
2.
menanamkan nilai
3.
memecahkan masalah
e.
Manfaat
Metode
permainan, dapat bermanfaat untuk:
1.
membangkitkan minat siswa
2.
memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa
3.
mengembangkan kreativitas siswa
4.
menumbuhkan kesadaran siswa
f.
Langkah-langkah
1.Persiapan
a) menentukan
topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyiapkan
alat bahan bahan untuk permainan
d)
menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan
2.Pelaksanaan
a)
guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses
permainan
b)
siswa dibagi atas beberapa kelompok
c) caranya:misal:
(1) guru membagi atau memasang alat atau bahan permainan (2) siswa
melakkan kegiatan permainan
d)
siswa melaporkan hasil permainan, yaitu beberapapegnertian
atau konsep tertentu kepada guru
13. Metode Bermain
Peran (Role Playing)
a.
Pengertian
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan
pendidikan (education games) yang dipakai
untuk menjelasakan
perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan
untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain
dengan memerankan peran orang lain. Bermain
peran diperankan tanpa naskah dan bersifat
afektif dengan strategi pemecahan masalah. Dengan perkataan
lain bermain peran adalah suatu usaha memperjelas suatu masalah atau
memecahkannya dengan memerankan tanpa dipersiapkan terlebih dahulu.
Bermain peran dapat dibedakan atas dua
macam yaitu bermain peran secara sederhana yakni tanpa tahap-tahap seperti
uraian di bawah, dan bermain peran yang kompleks seperti dijelaskan
berikut. Perbedaan antara bermain peran dengan dramatisasi adalah bahwa bermain
peran dimainkan tanpa naskah/teks, sedang
dramatisasi dimainkan atas dasar naskah yang ada.
b.
Alasan
penggunaan
Penanaman dan
pengembangan aspek nilai, moral dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai
bilamana siswa secara langsung mengalami (memerankan) peran tertentu, daripada
hanya mendengarkan penjelasan ataupun melihat/ mengamati saja.
c.
Tujuan
Metode bermain
peran digunakan dengan tujuan:
1.
agar menghayati suatu kejadian atau hal yang sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan
2.
agar memahami sebab akibat suatu kejadian
3.
sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan tertentu
4.
sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dankebutuhan
siswa
5.
pembentukan konsep diri (self concept)
6.
menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan kejadian dan keadaan
7.
menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma danperan
budaya dalam kehidupan
8.
membantu siswa dalam mengklasifikasikan atau memerinci, memperjelas pola pikir, berbuat dan memiliki
keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan
menurut caranya sendiri
9.
alat hubung untuk membina struktur sosial dan sistem
nilai lingkungannya
10. membina kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, analitis,
komunikatif, hidup dalam kelompok dan lain-lain
11. melatih siswa dalam mengendalikan
dan memperbaharui perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya
Metode bermain
peran baik untuk mengungkap:
1. pertentangan
antar pribadi (interpersonal conflicts): (a) mengungkapkan perasaan orang-orang yang bertentangan (b) menentukan cara-cara pemecahannya
2.
hubungan antar kelompok (intergroup relations)
mengungkapkan masalah hubungan antarsuku,
bangsa,kepercayaan, dan sebagainya
3. kemelut
pribadi (individual dillemas) (a) kemelut ini timbul bila
seseorang terpaut antara dua nilai yang berbeda
atau antara dua kepentingan yang berbeda (b) para
siswa sulit memecahkan persoalan tersebut karena penilaian mereka
masih mengutamakan dirinya sendiri (egosentris)
4.
masalah-masalah lampau atau sekarang yang
mengandung problematika. Hal ini meliputi
situasi yang kritis, pada waktu yang lampau atau sekarang dimana para pejabat dan pemimpin politik menghadapi berbagai permasalahan
dan harus mengambil keputusan.
d.
Manfaat
penggunaan metode bermain peran:
3.
membantu siswa menemukan makna dirinya dalam kelompok
4.
membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok
5.
memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah
6.
memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan ketrampilan memecahkan masalah
e.
Langkah-langkah penggunaan
1.Persiapan
a)
menentukan permasalahan sebagai topik
b)
merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)
merumuskan langkah-langkah bermain peran
d)
menyiapkan ceritera yang akan dimainperankan
e) mengidentifikasi peran yang diperlukan, lokasi, pengamat dan sebagainya
2.Pelaksanaan
a)
pemanasan
b) memilih peserta
c)
mengatur tempat main
d)
mempersiapkan pengamat
e)
memainkannya
f)
diskusi dan evaluasi
g)
memainkan kembali
h)
diskusi dan evaluasi
i)
mengemukakan pengalaman dan generalisasi
14. Metode
Partisipatorik
a.
Pengertian
Metode partisipatorik adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dimana siswa diikut sertakan dalam kegiatan yang sebenarnya
dalam kehidupan masyarakat.Metode ini dianjurkan
untuk dipergunakan dalam mengajarkan konsep yang diperkirakan memerlukan ketrampilan
siswa serta diperhitungkan bahwa konsep tersebut akan banyak kegunaan
praktisnya bagi siswa.Salah satu tuntutan metode ini adalah guru harus memiliki
relasi yang banyak dalam masyarakat, atau setidak-tidaknya sekolah dapat
membantu komunikasi dengan masyarakt tersebut.
b.
Alasan
penggunaan
1.
sekolah mempersiapkan siswa untuk menjadi
warganegara yang baik dan berguna serta dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemempuan dan
statusnya
2.
dalam kehidupan masyarakat banyak kegiatan yang memerlukan partisipasi
generasi muda
3.
siswa sebagai salah satu unsur generasi muda juga merasa perlu untuk berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat mengingat
dirinya sebagai calon
pengganti generasi tua
4. belajar tidak hanya menekuni
buku dan tinggal di kelas. Belajar memerlukan pula kegiatan nyata
sebagai sarana latihan maupun percobaan dalam menerapkan ilmu
c.
Tujuan
1.
untuk mengubah persepsi masyarakat bahwa sekolah hanya mempersiapkan siswa
menjadi warganegara yang baik dan berguna tidak dilibatkan dalam kegiatan nyata
dalam kehidupan masyarakat
2.
untuk merangsang dan mengembangkan aspek intelektual, etika
dan moral siswa
d.
Manfaat
1. partisipasi langsung akan menjadi pelajaran
yang sangat berharga dan akan mampu menjadi guru yang baik serta dapat menjadi
bahan renungan atau umpan balik untuk penelaahan lebih lanjut
2. membiasakan diri hidup dalam kondisi tertentu agar
dapat menyesuaikan diri secara wajar
e.
Langkah-langkah penggunaan
1.persiapan:
a)
guru menentukan topik
b)
merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c)
menyusun petunjuk pelaksanaan metode partisipatorik
2.pelaksanaan
No.
|
KBM
|
Pelaksana
|
1.
|
Penetapan
tujuan pembelajaran khusus
|
Oleh guru
berdasarkan kurikulum
|
2.
|
Pengajaran
konsep
|
Guru
memberikan pelajaran
|
3.
|
Penentuan
pilihan topik/masalah untuk proyek partisiapsi
|
Oleh guru
atau siswa, baik bersama-sama maupun kelompok sesuai minatnya
|
4.
|
Pembuatan
skenario (merupakan naskah tulisan yang memuat antrara lain topik, pilihan,
tujuan proyek, lokasi, pembagian kerja, waktu dan biaya) pilihan
partisipatorik
|
Oleh guru
atau siswa dengan bantuan guru
|
5.
|
Diskusi kelas
|
Oleh siswa,
membahas rancangan proyek setiap kelompok diarahkan
|
6.
|
Latihan dan
persiapan proyek partisipatorik
|
Setiap
pimpinan kelompok dan para anggota melatih peranannya masing-masing serta
melakukan persiapan seperlunya
|
7.
|
Kegiatan
pelaksanaan proyek partisipatorik
|
Siswa
melakukan kegiatan ; guru membina, membantu dan mendorong
|
8.
|
Membuat laporan
kerja
|
Siswa dan
kelompok membuat laporan secara tertulis. Guru membantu membuat kerangaka
umum
|
9.
|
Diskusi kelas
|
Kelompok melaporkan pengalamannya dan siswa lain memanfaatkan dan
mendiskusikannya. Guru membantu seperlunya.
|
10.
|
Penyimpulan
proyek
|
Guru membuat
kesimpulan, siswapun diberi kesempatan memberikan kesimpulan
|
15. Teknik
Pembinaan Nilai (Value Clarification Technique)
a.
Pengertian
Teknik pembinaan nilai (VCT) merupakan salah satu cara penyajian
materi pelajaran untuk membina siswa agar
mampu mengidentifikasi, mengklarifikasi, menilai dan mengambil
keputusan nilai mana yang akan dipilihnya secara nalar dan penuh
keyakinan. Terdapat banyak
teknik yang dapat digunakan dalam metode VCT diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
percontohan (example of the examploratory)
2. analisis nilai
: (a) model repotasi/liputan (b) model analisis
akurat (c) model analisis ceritera tidak selesai
3. VCT daftar
: (a) daftar baik buruk (DBB) (b) daftar tingkat
urutan (DTU) (c) daftar skala sikap (DSS) (d) daftar
gejala kontinum (DGK) (e) perisai kepribadian (PK) (f)
daftar membaca perkiraan orang lain tentang diri kita
4.
VCT klarifikasi nilai dengan kartu keyakinan (evidencecard)
5.
VCT melalui teknik wawancara
6.
Teknik yurisprudensi
7. Teknik inkuiri nilai dengan pertanyaan acak (valueinquiry random questioning technique =
VIRQT)
b.
Alasan
penggunaan
Nilai (value)
merupakan salah satu wujud dari ranah afektif (afektive domain)
yang berada pada diri seseorang. Nilai itu sendiri merupakan suatu sistem,
dimana aneka jenis nilai seperti nilai keagamaan,
sosial budaya, ekonomi, politik,hukum dan lain-lain
berpadu jalin menjalin dan saling
meradiasi (mempengaruhi secara kuat) sebagai satu kesatuan utuh
yang dinamakan
sebagai satu kesatuan yang utuh yang dinamakan
sistem nilai (valuesystem). Sistem nilai itu sangat kuat mempengaruhi perilaku dan kepribadian, karena merupakan pegangan emosional. Wujud lain dari
ranah afektif diantaranya adalah sikap (attitude),
penghayatan, cita rasa, emosi, kemauan, dan keyakinan (belief)
yang merupakan tingkat tertinggi yang paling mantap. Untuk menggunakan
ranah afektif, siswa tidak cukup hanya mengajarkan pengetahuan tentang
segala aspek dari ranah tersebut, melainkan harus dilakukan pembinaan yang
sungguh-sungguh pada siswa tersebut, agar mampu mengidentifikasi, mengklarifikasi, menilai dan mengambil
keputusan dalam menentukan nilai mana yang akan dipilihnya amat relevan untuk maksud tersebut.
c.
Tujuan
Tujuan
digunakannya metode VCT adalah sebagai berikut:
1.
membantu siswa dapat mengambil nilai menjadi nilai
yang diyakini
2.
jika nilai tersebut sudah ada akan semakin disadari dan
diyakini. Sedangkan jika nilai tersebut baru, diharapkan
akan menjadi disadari sebagai nilai yang luhur
d.
Manfaat
Adapun manfaat VCT adalah siswa dapat menentukan
pilihan nilai dengan keyakinan yang kukuh
e.
Langkah-langkah penggunaan
Langkah-langkah penggunaan metode VCT sebenarnya
tergantung pada teknik yang diambilnya. Akan tetapi secara umum dapat dikemukakan
sebagai berikut:
No.
|
Tahapan
|
Pelaksaan
|
1.
|
Penentuan
Stimulus
|
Stimulus
harus bersifat dilematis dan memuat konflik nilai/moral
|
2.
|
Menyajikan
stimulus
|
Dapat melalui
kegiatan :
|
a)
menidentifikasi masalah (konflik nilai/moral)
|
||
b)
mengidentifikasi fakta yang dimuat dalam stimulus
|
||
c)
menentukan kesamaan pengertian
|
||
d)
menentukan masalah utama yang akan dipecahkan
|
||
3.
|
Menentukan
pilihan/posisi
|
Siswa diberi
kesempatan untuk menanggapi melalui :
|
a)
pilihan/posisi perorangan
|
||
b)
pilihan/posisi kelompok
|
||
c)
mengklasifikasi pihan/posisi tersebut
|
||
4.
|
Menguji
alasan
|
Dilakukan
dengan cara :
|
a)
meminta argumen sisa/ kelompok /kelas
|
||
b)
pemantauan argumen melalui :
|
||
1)
mempertentangkan argumen demi argumen
|
||
2)
penerapan kejadian secara analogis
|
||
3)
mengkaji akibat-akibat penerapan tersebut
|
||
4)
mengkaji kemungkinan dari kegiatan
|
||
5.
|
Penyimpulan
dan Pengarahan
|
Dapat melalui
:
|
a)
kesimpulan siswa/kelompok/kelas
|
||
b)
kesimpulan dan pengarahan sesuai dengan target materi pelajaran (konsep,
nilai, moral dan norma)
|
||
6.
|
Tindak Lanjut
|
Dapat berupa
:
|
a). kegiatan
perbaikan/ remedial/ pengayaan
|
||
b). kegiatan
ekstra/latihan/penerapan uji coba
|
F. PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI PEMBELAJARAN
Metodologi pembelajaran merupakan ilmu bantu yang tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi berfungsi membantu dalam proses pembelajaran, karena memberikan
alternatif dan mengandung unsur-unsur inovatif.
Menurut Mulyasa (2004), tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku peserta didik. Oleh
karena itu, Firdaus (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran pada dasarnya
merupakan proses pengalaman belajar yang sistematis yang bermanfaat untuk siswa
dalam kehidupannya kelak dan pengalaman belajar yang diperoleh siswa juga
sekaligus mengilhami mereka ketika menghadapi problem dalam kehidupan
sesungguhnya[21]
Dalam kontek pemberian pengalaman belajar yang dimaksud di atas, maka
implementasi metodologi pembelajaran yang selama konvensional (terpusat pada
guru), sudah saatnya untuk diganti dengan metodologi pembelajaran yang
memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran.
Menurut Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany, prinsip-prinsip metodologi
pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
a. menjaga motivasi, kebutuhan, dan minat dan keinginan pelajar pada proses belajar.
b. menjaga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. memelihara tahap kematangan, perkembangan, dan
perubahan anak didik.
d. menjaga perbedaan-perbedaan individu dalam anak didik.
e.
mempersiapkan peluang partisipasi praktikal; sehingga menjadi keterampilan,
adat kebiasaan, sikap dan nilai.
f.
memperhatikan
kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan
kelanjutannya, keaslian, pembaharuan, dan kebebasan berpikir.
h.
Pendapat yang hampir sama, menurut Abdurrahman Mas’ud, bahwa secara teknis
dalam penerapan metode, guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Guru
hendaknya bertindak sebagai role model, suri tauladan bagi kehidupan sosial
siswa, baik di dalam maupun luar di luar kelas.
b. Guru hendaknya menunjukkan sikap
kasih sayang kepada siswa.
c. Guru hendaknya memperlakukan siswa
sebagai subyek dan mitra belajar, bukan obyek.
d. Guru hendaknya bertindak sebagai fasilitator, promotor of learning yang
lebih mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreativitas siswa, serta interakstif
dan kamunikatif dengan siswa.[23]
Maka menurut Syaiful Bahri, dalam penggunaan metode hendaknya didasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1) Selalu
beroritentasi pada tujuan.
2) Tidak terikat pada satu
alternatif saja.
3) Dipakai sebagai suatu
kombinasi dari berbagai metode.
4) Digunakan
berganti-ganti dari satu metode ke metode lain.[24]
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, cara yang paling tepat dan cepat dalam
pembelajaran agama Islam yaitu dengan memperhatikan beberapa pertanyaan
yang harus dijawab ketika metodologi pembelajaran PAI mau diterapkan, yaitu :
siapa yang diajar?, berapa jumlahnya?, seberapa dalam agama itu akan
diajarkan?, seberapa luas yang akan diajarkan?, dimana pelajaran itu
berlangsung? dan peralatan apa saja yang tersedia?[25]
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip
metodologi pembalajaran harus dapat memungkinkan pembelajaran terpusat pada
guru dan siswa yang menjadi komponen penentu dalam pembelajaran, yaitu
terjadinya interaksi antara guru dan siswa bersama-sama dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan pembelajaran . Dalam hubungan ini tugas guru bukan hanya
menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan pemahaman sikap dan nilai
pada diri siswa yang sedang belajar, dengan kata lain meliputi ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Metode
pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah kegiatan
pembelajaran yang baik. Saat ini, ada beberapa metode dalam pembelajaran yang
selama ini digunakan oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan materi
pembelajaran pada peserta didiknya. Masing-masing dari metode tersebut memiliki
kelebihan dan kelemahannya.
Metode
pembelajaran ini memegang peranan yang sangat penting dalam kaitannya dengan
tujuan untuk mencapai sebuah pembelajaran yang ideal dan efisien. Seorang
tenaga pendidik haruslah mengerti tentang banyak hal terkait dengan bagaimana
cara yang tepat yang harusnya mereka terapkan pada setiap peserta didik yang mereka
miliki. Hal ini jelas karena setiap lingkungan pembelajaran memiliki kebutuhan
metode pembelajaran yang berbeda karena di dasari oleh banyak faktor yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Mas’ud, 2002, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik ;
Humanisme Raligius sebagai Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta, Gama
Media.
Abdurrahman Saleh Abdullah,1994, Teori-teori Pendidikan berdasarkan
Al-Qur’an, cet. kedua, Jakarta, Rineka Cipta.
Abu Taudhied, 1990, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta,
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ahmad tafsir, 2004, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke
delapan. Bandung, Remaja Rosdakarya.
Arif Armai,
2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: CIPUTAT PRES.
Hasan Langgulung, 2000, Asas-asas Pendidikan Islam, edisi revisi,
Jakarta, Al-Husna Zikra.
Hidayat Syah, 2010 Pengantar Umum
Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama, Pekanbaru: Suska Press,
M. Arifin, 1996, Ilmu Pendidikan Islam; suatu tinjauan teoritis dan
praktis berdasarkan pendekatan Interdisipliner, cet. ke empat. Jakarta,
Bumi Aksara.
Nazarudin Rahman, 2009, Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep,
Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I,
Yogyakarta, Pustaka Felicha.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, 1979, Falsafah Pendidikan Islam,
Alih bahasa Hasan Langgulung, cet. pertama. Jakarta, Bulan Bintang.
Ramayulis, 2001, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga,
Jakarta, Kalam Mulia.
Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan Anak Didik ; dalam interaksi
edukatif, Cet. pertama, Jakarta. Rineka Cipta.
S. Winataputra, 2008 Belajar dan Mengajar, Surakarta: Lima
Aksara
Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 2002, Jurnal Ilmu Pendidikan
Islam; Kajian tentang Konsep, Problem dan Prospek Pendidikan Islam, edisi
Vol. 3 No. 2 Januari 2001, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kali Jaga.
Tim DirJen Pembinaan PAI pada Sekolah Umum, 2001, Metodologi Pendidikan
Agama Islam, Jakarta : Depatemen Agama RI.
Zakiah
Daradjat, 2008 Dkk. Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara
http://agusagif.blogspot.com/2013/04/metodologi-pembelajaran-pendidikan.html
belajarpsikologi.com
panduanguru.com/model-model-pembelajaran-pengertiannya
penelitiantindakankelas.blogspot.com
www.academia.edu
[1] Tim Dirjen Pembinaan PAI
pada Sekolah Umum, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta :
Depatemen Agama RI, 2001, hal. 20.
[2] Nazarudin Rahman, Manajemen
Pembelajaran ; Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I, Yogyakarta, Pustaka Felicha, 2009, hal.
i.
[4] Abu Tauhied, Beberapa
Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarat, Fak.Tarbiyah IAIN Sunan Kali
Jaga, 1990. Hal. 75.
[5] Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi
Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama, Pekanbaru: Suska
Press, 2010. hlm. 13
[9] Hidayat Syah, Pengantar Umum
Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama,
Pekanbaru: Suska Press, 2010. hlm. 13
[10] Ahmad tafsir, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Cet ke delapan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004,
Hal. 9.
[13] Diambil dari Q.S.
Al-Baqarah : 31, artinya : dan Allah mengajarkan kepada Adam segala
nama, kemudian ia berkata kepada malaikat : beritahulah aku nama-nama semua itu
jika kamu benar.
[15] Q.S Bani Israil : 24,
artinya : Wahai tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka mendidikku
sewaktu kecil.
[23] Abdurrahman Mas’ud, Menggagas
Format Pendidikan Nondikotomik ; Humanisme Raligius sebagai Paradigma
Pendidikan Islam, Yogyakarta, Gama Media, 2002, hal. 202.
[24] Syaiful Bahri
Djamarah, Guru dan Anak Didik ; dalam interaksi edukatif, Cet. pertama,
Jakarta. Rineka Cipta, 2000, hal. 184.
[25] Ahmad tafsir, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Cet kedelapan. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004,
Hal.10.
izin copas
BalasHapusizin copas
BalasHapusizin copy ,, hehehe
BalasHapuskunjungi juga blog ku mungkin bermanfaat tugas tugasku yang disana
izin copy..tengkiu
BalasHapusizin copas um
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusizin copy ya
BalasHapus