Senin, 28 Januari 2019

TAWAKKAL - حاشية ثلاثة الصول

Kitab rujukan :
Haasyiyah tsalatsatul Ushul hal   : 34

قالَ المؤلفُ - رحمه الله تعالى -: "وأنواعُ العبادةِ التي أَمَرَ اللهُ بها مثل الإسلام والإيمان والإحسان، ومنه الدُّعاء والخوف والرَّجاء، والتوكل والرغبة والرهبة، والخشوع والخشية والإنابة، والاستعانة والاستعاذة والاستغاثة، والذبح والنذر، وغير ذلك من أنواع العبادة التي أمر الله بها - كلها لله – تعالى

رابط الموضوع: https://www.alukah.net/web/alferieh/0/8592/#ixzz5dszfRc5u

Dan macam2 ibadah yang diperintahkan Allah itu antara lain :
Islam, Iman, Ihsan ( lht hadist 2 Arbain An Nawawi untuk definisinya : hadist jibril)
khouf (takut )
raja' ( pengharapan )
tawakkal
raghbah (  hasrat, penuh minat)
rahbah ( cemas )
khusyuk (tunduk)
khasyyah ( takut disertai keyakinan ma'rifatullah  )
inabah ( kembali kpd Allah /taubat )
isti'anah ( memohon pertolongan)
isti'adzah ( memohin perlindungan)
istighotsah (  memohon pertolongan dlm keadaan sempit untuk dimenangkan atau diselamatkan)
dzabh (penyembelihan )
nadzar
dan macam2 ibadah lainnya yg diperintahkan oleh Allah.

[28/1 15:19] Ummu Qonitah:

۞ TAWAKKAL ۞

تَوَكَّلَ - يَتَوَكَّلُ عَلَى....
(bersandar, bertawakkal)

Tawakal adalah bagian dari usaha, bahkan usaha yang paling u۟tama untuk meraih keberhasilan.

Kenapa salah satu? karena selain tawakkal untuk meraih keberhasilan juga :
-ada taqwa dalilnya...

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا﴿٢﴾

-ada istighfar dalilnya...

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا

"maka aku berkata (kepada mereka), Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun,"
(QS. Nuh 71: Ayat 10)

يُرْسِلِ السَّمَآءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا

"niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,"
(QS. Nuh 71: Ayat 11)

وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهٰرًا

"dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu."
(QS. Nuh 71: Ayat 12)

🌻 MAKNA TAWAKAL YANG HAKIKI

Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahim ahullah mengatakan, “Tawakal yang hakiki adalah penyandaran hati yang sebenarnya kepada Allâh Azza wa Jalla dalam meraih berbagai kemaslahatan (kebaikan) dan menghindari semua bahaya, dalam semua urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepadanya dan benar-benar meyakini bahwa tidak ada yang dapat memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya serta memberikan manfaat kecuali Allâh (semata).”
Kitab Jâmi’ul ‘Ulûmi wal Hikam (2/497).

🌻DALIL TAWAKKAL

Dalil tawakal (berserah diri)  adalah firman Allah Ta’ala:

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).

Dan firman-Nya:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq: 3).

[Kesimpulan Dalil]

Kedua ayat tersebut merupakan dalil yang menunjukkan bahwa tawakal adalah ibadah.

Pada ayat yang pertama juga terdapat dalil bahwa tidak boleh seorang hamba bertawakal kepada selain Allah.

Barangsiapa yang bertawakal kepada selain Allah, maka telah menyembah selain-Nya, karena telah mempersembahkan ibadah tawakal kepada selain-Nya. Oleh karena itu, dalam ayat pertama, Allah jadikan tawakkal sebagai syarat keimanan.

( Penjelasan Dalil )

Dalam ayat yang pertama, terdapat dua alasan pendalilan, yaitu:

Didahulukannya {عَلَى اللَّهِ} sebelum {فَتَوَكَّلُوا} menunjukkan makna pembatasan, maksudnya Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bertawakal hanya kepada Allah saja.

Dalam petikan ayat {إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ}, Allah Ta’ala menjadikan tawakal kepada-Nya sebagai syarat keimanan.

Jadi, barangsiapa yang bertawakal kepada selain Allah, maka berarti ia bukan orang yang beriman kepada Allah.

Adapun alasan pendalilan dalam ayat yang kedua yaitu Allah Ta’ala menjanjikan kecukupan bagi orang yang bertawakal kepada-Nya saja. Janji tersebut menunjukkan bahwa tawakal kepada Allah saja merupakan ibadah, mengapa?
Karena tidaklah Allah Ta’ala menjanjikan suatu janji untuk balasan dari sebuah sikap, kecuali menunjukkan bahwa sikap tersebut adalah suatu ibadah yang tertuntut untuk dilakukan oleh seorang hamba. Allah memotivasi hamba-Nya agar bertawakal kepada-Nya dengan janji kecukupan dari-Nya.

🌻ANJURAN TAWAKAL

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk mencari rezki dan usaha yang halal) dan carilah karunia Allâh, dan ingatlah Allâh banyak-banyak supaya kamu beruntung [al-Jumu’ah/62:10]

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakAllâh kepada Allâh, sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang bertawakal (kepada-Nya) [Ali ‘Imrân/3:159

Dan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

Orang mukmin yang kuat (dalam iman dan tekadnya) lebih baik dan lebih dicintai oleh Allâh daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masing (dari keduanya) memiliki kebaikan, bersemangatlah (melakukan) hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mintalah (selalu) pertolongan kepada Allâh, serta janganlah (bersikap) lemah…

Hadist Shohih Riwayat Muslim (no. 2664).

🌻TAWAKAL MENJADI SALAH SATU SEBAB TURUNNYA PERTOLONGAN ALLAH

Merealisasikan tawakal yang hakiki adalah sebab utama turunnya pertolongan dari Allâh Azza wa Jalla bagi seorang hamba dengan Dia mencukupi semua keperluan dan urusannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا﴿٢﴾
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allâh niscaya Dia akan memberikanI baginya jalan ke luar (bagi semua urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allâh niscaya Allâh akan mencukupkan (segala keperluan)nya” [ath-Thalâq/65:2-3]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan kesempurnaan tawakal yang tidak mungkin lepas dari usaha melakukan sebab yang halal, dalam sabda beliau :

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Seandainya kalian bertawakal pada Allâh dengan tawakal yang sebenarnya, maka sungguh Dia akan melimpahkan rezki kepada kalian, sebagaimana Dia melimpahkan rezki kepada burung yang pergi (mencari makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang

HR Ahmad (1/30), at-Tirmidzi (no. 2344), Ibnu Majah (no. 4164), Ibnu Hibban (no. 730) dan al-Hakim (no. 7894), dinyatakan shahih oleh, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim dan al-Albani.

🌻USAHA YANG HALAL TIDAK BERTENTANGAN DENGAN TAWAKAL

Di sisi lain, agama Islam sangat menganjurkan dan menekankan keutamaan berusaha mencari rezki yang halal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tawakkal bukan berarti pasrah dengan keadaan tanpa mau bergerak.
Bahkan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara khusus menyebutkan keutamaan ini dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

إِنَّ أَطْيَبَ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ

Sungguh sebaik-baik rizki yang dimakan oleh seorang laki-laki adalah dari usahanya sendiri (yang halal)”

HR an-Nasa-i (no. 4452), Abu Dawud (no. 3528), at-Tirmidzi (no. 1358) dan al-Hakim (no. 2295), dinyatakan shahih oleh at-Tirmidzi, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani.

🌻MACAM TAWAKAL

-YANG TERMASUK SYIRIK DAN
-YANG DIPERBOLEHKAN

Dalam hal ini juga perlu diingatkan bahwa tawakal adalah salah satu ibadah agung yang hanya boleh diperuntukkan bagi Allâh Azza wa Jalla semata, dan mamalingkannya kepada selain Allâh Azza wa Jalla adalah termasuk perbuatan syirik.

Oleh karena itu, dalam melakukan usaha hendaknya seorang Muslim tidak tergantung dan bersandar hatinya kepada usaha atau sebab tersebut, karena yang dapat memberikan manfaat, termasuk mendatangkan rezki, dan menolak bahaya adalah Allâh Azza wa Jalla semata, bukan usaha atau sebab yang dilakukan manusia, bagaimanapun tekun dan sunguh-sungguhnya dia melakukan usaha tersebut. Maka usaha yang dilakukan manusia tidak akan mendatangkan hasil kecuali dengan izin Allâh Azza wa Jalla

Lihat kitab al-Irsyâd ila Shahîhil I’tiqâd (hal. 58).

Termasuk perbuatan syirik besar (syirik yang dapat menyebabkan pelakunya keluar dari Islam) adalah jika seorang bertawakal (bersandar dan bergantung hatinya) kepada selain Allâh Azza wa Jalla dalam suatu perkara yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allâh Azza wa Jalla semata.

Adapun jika seorang bertawakal (bersandar dan bergantung hatinya) kepada makhluk dalam suatu perkara yang mampu dilakukan oleh makhluk tersebut, seperti memberi atau mencegah gangguan, pengobatan dan sebagainya, maka ini termasuk syirik kecil (tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tapi merupakan dosa yang sangat besar), karena kuatnya ketergantungan hati pelakunya kepada selain Allâh Azza wa Jalla , dan juga karena perbuatan ini merupakan pengantar kepada syirik besar, na’uudzu bilahi min dzalik.

Sedangkan jika seorang melakukan usaha atau sebab tanpa hatinya tergantung kepada sebab tersebut serta dia meyakini bahwa itu hanyalah sebab semata, dan Allâh-lah yang menakdirkan dan menentukan hasilnya, maka inilah yang diperbolehkan bahkan dianjurkan dalam Islam

Lihat al-Irsyâd ila Shahîhil I’tiqâd (hlm. 57-58) dan at-Tamhîd li Syarhi Kitâbit Tauhîd (hlm. 375).

Wallahu a'lam

----------------

۞SOAL۞

Jawablah soal2 berikut ini !

1. Sebutkan macam2 ibadah sebagaimana ditulis oleh  المصنّف dalam kitab ini beserta maknanya !

2.Dari macam2 ibadah  tersebut  ada yang paling utama/ tinggi dan paling penting, yang manakah itu?

3.Apa yang anda ketahui tentang tawakkal?

4.Sebutkan dalil tawakkal !

5. Bagaimana Rasulullah ﷺ  memberi perumpamaan tentang tawakkal?

6. Sebutkan macam2 tawakal yang boleh dan yang terlarang !

7. Fulan percaya bahwa jodoh sudah di atur Allah, maka diapun sampai usia 40 thn blm menikah karena dia yakin kalau sudah jodoh tidak perlu mencari akan datang sendiri, kalaupun tidak datang memang nasibnya menjadi bujang selamanya. Dia tak pernah berdandan, maupun mencoba  melamar seorang wanita.

benarkah sikap fulan?
setujukah anda? jawaban setuju atau tidak sebutkan dalil tentang hal itu.
- jika setuju dalilnya...
- jika tidak setuju dalilnya...

Senin 27 Januari 2019
RA Jamiilurrahman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar