اَلدَّرْسُ الثَانِيْ وَالْأَرْبَعُوْنَ
(Pelajaran keempat puluh dua)
DHANNA WA AKHAWAATUHAA
( ظَنَّ وَأَخَوَاتُهَا )
Dzanna wa akhawaatuhaa adalah fi’il-fi’il yang masuk pada mubtada’ dan khabar yang menjadikannya sebagai dua maf’ulnya.
Misal ada jumlah ismiyyah : مُحَمَّدٌ غَنِيٌّ (Muhammad adalah orang kaya), yang mana مُحَمَّدٌ adalah mubtada’ sehingga di rafa’ sedangkan غَنِيٌّ adalah khabarnya sehingga dirafa’ juga.
Ketika kemasukan ظَنَّ dengan fa’il “saya” sehingga menjadi ظَنَنْتُ , maka kalimatnya berubah menjadi: (Saya mengira Muhammad itu orang kaya / ظَنَنْتُ مُحَمَّدًا غَنِيًّا ).
Maka pada contoh ini mubtada’nya berubah menjadi 2 maf’ulnya dzanna, مُحَمَّدًا adalah maf’ul pertamanya sedangkan غَنِيًّا adalah maf’ul yang kedua.
K E T A H U I L A H . . . . .
Bahwa Dzanna wa akhawaatuhaa secara umum terbagi menjadi dua:
1. Af’aalul quluub / أَفْعَالُ الْقُلُوْبِ yaitu fi’il-fi’il yang maknanya berkaitan dengan perbuatan hati.
Misal: ظَنَّ (menyangka), وَجَدَ (mendapati), تَعَلَّمْ (ketahuilah), عَلِمَ (mengetahui), جَعَلَ (meyakini), رَأَى (memandang), حَسِبَ (mengira), dan sebagainya.
2. Af’aalut tahwiil / أَفْعَالُ التَّحْوِيْلِ yaitu fi’il-fi’il yang maknanya menunjukkan pada perubahan sesuatu dari satu keadaan kepada keadaan yang lain.
Misal: جَعَلَ / صَيَّرَ / اِتَّخَذَ (menjadikan), dan sebagainya.
Itulah sebagian dari Dzanna wa akhawaatuhaa .
Kita ambil 1 contoh dari af’aalul quluub, misal:
Saya kira Zaid itu kakakmu
حَسِبْتُ زَيْدًا أَخَاكَ الْكَبِيْرَ
Kita ambil 1 contoh dari af’aalut tahwiil, misal:
Saya menjadikan tanah itu menjadi kendi
جَعَلْتُ الطِّيْنَ إِبْرِيْقًا
LATIHAN:
========
1. Berikanlah harakat secara lengkap lalu terjemahkan:
١. واتخذ الله إبراهيم خليلا .
٢. جعلت الشرك مهلكا .
٣. علمت التوحيد مهما.
٤. تعلم شفاء النفس قهر عدوها .
٥. رأيت الصدق منجيا .
2. Buatlah 1 kalimat menggunakan salah satu dari akhawat dzanna.
________________________________
https://t.me/mitsalan_wahidan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar