Jumat, 27 September 2019

AL MUGNY 17 - (شروط صُوغِهِما)

    ✿~❁~✿~❁~✿~❁~✿  ✿~❁~✿~❁~✿~❁~✿

📖Transkrip Materi Kitab :
المغني في تعلم النحو
🎙 Pengisi Materi :: Ustadz Abu Muhammad Agus Waluyo حفظه الله تعالى
🗒 Pekan Materi 11 Urut 17
📑 Materi : شروط صَوْغِهِمَا
📖 Hal : 29
⏰ Durasi audio :: 16.25 menit
  ✿~❁~✿~❁~✿~❁~✿  ✿~❁~✿~❁~✿~❁~✿

 .السلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته
الحــــــمد لله رب العالميـــــــن
والصـــــــلاة و الســـــــلام على نبينا محمد أله وأصحابه أجمعين
أما بعد
~~✿✿▪❄✿🔵✿❄▪✿✿~~

🎙Ikhwani wa akhwati yang kami hormati, rahimani wa rahimakumullah..

⚫Kita akan melanjutkan kajian  kitab المغني في تعلم النحو
Kita masuki pembahasan tentang syarat-syarat membentuk kepada shigah ta'ajjub مَا أَفْعَلَهُ  ataupun أَفْعِلْ بِهِ
Masih berkaitan dengan fi'il ta'ajjub.

                 🔘🔘شُرُوطُ صَوْغِهِمَا 🔘🔘

🔳Syarat-syarat pembentukan dua wazan tersebut yaitu : 
مَا أَفْعَلَهُ maupun أَفْعِلْ بِهِ

🎙Disini disebutkan syaratnya dan nanti tinggal dihafalkan syaratnya. Apabila memenuhi syarat ini maka bisa digunakan dua bentuk wazan tersebut.

⚪Bahwasannya kedua wazan tersebut tidaklah dibentuk melainkan dari fi'il tsulatsy, yang mutsbat, yaitu yang tidak ada nafinya atau kalimat positif, fi'il yang mutasharif.

*Jadi jenis fi'ilnya itu tsulatsy, kemudian mustbat, kemudian mutasharif*

Disebutkan disini yang dimaksud mutasharif, maksudnya adalah dia itu fi'il mutasharif, fi'il yang memiliki bentuk lainnya. Mutasharif itu adalah fi'il yang ada fi'il madhinya, kemudian ada fi'il mudhare dan amr. Ini mutasharif yang sempurna.
Maka disebut disini, dia dibentuk dari fi'il mutasharif, tapi ketika sudah menjadi ushlun ta'ajjub, ketika itu dia menjadi fi'il jamid.
Ketika sudah menjadi ushlub ta'ajjub maka ia menjadi jamid.
Tapi asalnya dia dibentuk dari fi'il mutasharif.
Kemudian fi'il ma'lum maksudnya fi'il yang maknanya aktif  kebalikan dari fi'il majhul. Fi'il ma'lum maknanya *me*, majhul maknanya *di*.
Jadi yang namanya sighah ta'ajjub ini baik مَا أَفْعَلَهُ ataupun  أَفْعِلْ بِهِ ini dari fi'il yang ma'lum bukan majhul maksudnya.

⚪Kemudian fi'il tam, bukan fi'il naqish. Fi'il tam disini maksudnya bukan fi'il naqish.
Fi'il naqish itu fi'il yang semacam كان dan saudara-saudaranya. Maka bukan fi'il naqish, tapi fi'il tam. Fi'il yang disitu cukup apabila cuma disebutkan mar'funya saja, yaitu fa'ilnya. Beda dengan fi'il naqish disitu harus ada manshubnya atau  khabarnya.

⚪Kemudian fi'il tersebut bisa menerima makna tafdzil, makna tafdzil itu makna sifat. Ketika dibentuk ke tafdzil itu bisa.

🔵Misalnya :

Lebih jauh, makna ta'ajjubnya, ushlub ta'ajubnya "Alangkah jauhnya!"

Lebih dekat, "Alangkah dekatnya!"
Lebih bagus, "Alangkah bagusnya!"

⚪Dia bukan berupa sifat yang mengikuti wazan أَفْعَلَ yang mana muannastnya wazan فَعْلَاءُ , semacam warna-warna.

🔵Misal :
أحْمَرْ muannastnya حَمَرَاءُ
أَخضَرْ muannastnya خَضْرَاءُ
dsb, yang semacam ini tidak bisa dibuat ke ushlub ta'ajjub tersebut.

⚠ Inilah syarat-syaratnya⚠

🎙Maka hafalkanlah syarat-syaratnya yaitu, apabila hilang salah satu syarat dari syarat-syarat tersebut, kurang satu saja syaratnya  misalnya, maka diterangkan disini, maka tidak bisa, tidak mungkin dibuat ta'ajjub dari fi'il tersebut secara langsung. Artinya, bisa dibentuk sighah ta'ajjub tapi tidak bisa langsung dengan lafadz tersebut, secara langsung kepada:

مَا أَفْعَلَهُ maupun أَفْعِلْ بِهِ

Tidak mungkin dibentuk ushlub ta'ajjub dari fi'il tersebut secara langsung.
Bagaimana caranya?
Akan tetapi, sesungguhnya saja bisa dibuat ke ushlub ta'ajjub itu dengan mendatangkan mashdarnya, mashdar dari fi'il tersebut baik mashdar sharih maupun mashdar muawwal.
Mashdar sharih itu mashdar yang  langsung asli dari fi'il tersebut, kalau mashdar muawwal diantaranya adalah *أَنْ* dan fi'il mudhare, إِنَّ beserta isimnya dan khabarnya, ini namanya masdhar muawwal.
Jadi bisa dibuat ke ushlub ta'ajjub  dengan cara bagaimana? Datangkan mashdarnya! baik mashdar sharih maupun mashdar muawwal setelah diadakan, didatangkan yaitu fi'il musa'id, yaitu fi'il bantuan yang sesuai syarat-syarat yang sudah disebutkan tadi.

🔵Contohnya: fi'il
أَشَدُّ (lebih atau sangat)
lebih keras misalnya, lebih kuat misalnya
, أَكْثَرُ (lebih banyak)

dan yang semacam dari keduanya ( أَشَدُّ dan أَكْثَرُ), mungkin أَجْمَلُ dan semacamnya.

Kemudian dicontohkan disini :

🔵Misalnya kita akan mengatakan : "Alangkah kuatnya iman orang ini!" maka tidak bisa langsung begini!

مَا آمَنَهُ!

kenapa? karena fi'il آمَنَ bukan tsulatsy padahal syaratnya harus tsulatsy.
Maka datangkan fi'il musa'idnya, fi'il bantuannya, berupa :

مَا أَشَدَّ إِمَانَهُ!
"Alangkah kokohya iman orang ini!"
"Alangkah kuatnya  iman orang ini!"

Kenapa tidak bisa langsung مَا آمَنَهُ!
Karena hal tersebut, disini didatangkan fi'il musa'id karena fi'il آمَنَ itu bukan tsulatsy tapi dia adalah ruba'iy sehingga tidak memenuhi syarat, maka datangkanlah fi'il musa'id berupa أَشَدُّ menjadi

مَا أَشَدَّ إِمَانَهُ!
🔵Kemudian contoh yang berikutnya, misalnya kita akan mengatakan:
"Alangkah hijaunya tanaman ini! (Alangkah sangat hijaunya tanaman ini!)
Maka tidak bisa langsung pada :

مَا أَخْضَرَ زَرْعَ!
Karena أَخْضَرَ disini sebuah sifat yang muannastnya فَعْلَاءُ
أَخْضَرْ  menjadi خَضْرَاءُ
Maka bagaimana caranya?
Caranya datangkan fi'il musa'idnya, yaitu dengan أَشَدَّ

مَا أَشَدَّ خُضْرَاةَ زَرْعِ!

Kemudian diambil mashdarnya. sebagaimana آمَنَ  masdharnya إِمَانًا .

مَا أَشَدَّ خُضْرَاةَ زَرْعِ!
"Alangkah sangat hijaunya tanaman ini!"
Karena fi'il  خَضِرَ  adalah sebuah sifat mengikuti wazan wazan    أَفْعَلْ yang untuk isimnya adalah أَفْعَلُ - أَخْضَرُ yaitu warna hijau yang muannastnya فَعْلَاءُ atau خَضْرَاءُ
Untuk mudzakar أَفْعَلُ (af'alu) أَخْضَرُ, untuk muannast  خَضْرَاءُ

Maka yang semacam ini harus dengan fi'il musa'id, fi'il bantuan.

🔵Contoh yang lain misalnya:
Misal kita akan mengatakan, "Alangkah jeleknya  orang yang tidak bersalah itu  diberi sanksi atau diberi hukuman"
Maka tidak bisa langsung misalnya:

مَا أَعْقَبَ!
Karena disini fi'il يُعَاقَبْ merupakan fi'il mabny majhul. Maka diberi bantuan :

مَا أَقْبَحَ  أَنْ يُعَاقَبَ البَرِيء

"Alangkah jeleknya  orang yang tidak berdosa/bersalah itu  diberi sanksi atau diberi hukuman"

Hal itkarena fi'il يُعَاقَبْ fi'il mabny majhul.

Kemudian yang berikutnya.
contohnya:

مَا أَفْضَلَ  مَا صِيْمَ  رَمَضَانُ!
"Alangkah utamanya bulan yang disana ditunaikan puasa ramadhan".

Ini juga contoh bentuk majhul.
Kemudian yang terakhir

مَا أَحْسَنَ أَلا يكذبَ الْمُؤْمِنُ!

"Alangkah indahnya orang yang beriman itu tidak berdusta!".
Disini ada laa nafi.
Hal tersebut karena fi'il ُيكذب manfi, sehingga dengan fi'il musa'id. Tidak bisa langsung,"Alangkah tidak berdustanya orang beriman!", tapi tambahkan مَا أَخْسَنَ

Itulah syarat-syarat bagi fi'il yang dia bisa dibentuk ke ushlub ta'ajjub.

🎙Demikian ikhwani dan akhwaty yang kami hormati, yang bisa disampaikan pada kesempatan kali ini.
Atas kesalahan dan kekurangan, ana minta maaf yang sebesar-besarnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّٰه وبركاته

❅❦◎❅❦◎❅❦◎❅❦◎❅❦◎❅❦◎❅❦❅❦◎❅❦◎❅❦◎❅❦◎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar