Jumat, 14 November 2014

Metode Pembelajaran


Metode Pembelajaran
  1. Pengertian Metode Pembelajaran.
Menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut  WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
  1. Fungsi dari Metode Pembelajaran.
Fungsi dari metode pembelajaran ialah sebagai alat untuk mencapai berbagai tujuan pendidikan.
  1. Macam-Macam Metode Pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan di atas, guru perlu mengenal dan mengetahui jenis-jenis metode mengajar. Di samping itu guru juga perlu menentukan metode yang dinilai tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetepkan. Namun perlu diingat bahwa dari sekian metode pembelajaran tidak ada satu pun yang dapat disebut metode  yang jelek dan yang baik, karena semua metode mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Kelebihan dan kelemahan itu bergantung pada:
1.   Jenis dan bahan yang diberikan
2.   Siswa yang dihadapi
3.   Situasi dan kondisi pada waktu proses belajar-mengajar berlangsung
4.   Tujuan yang akan dicapai
5.   Alat bantu pengajaran yang digunakan
Hal yang perlu diperhatikan guru adalah hendaknya dalam proses belajar-mengajar menggunakan metode lebih dari satu, sehingga kekuranagn yang terdapat dalam metode yang satu akan dapat tertutup oleh kelebihan metode yang lain. [1]
a.      Metode ceramah. Metode ceramah yaitu metode yang menitikberatkan pada penuturan kata-kata secara lisan dari guru kepada murid
b.      Metode diskusi. Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.[2]
c.      Metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran.Hal ini juga dapat berlaku sebaliknya, siswa bertanya guru menjawab. Sehingga terjadi komunikasi langsung yang bersifat dua arah. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan murid.
d.     Metode Pemecahan Masalan (Problem Solving). Metode ini merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah masalah tersebut sebagi upaya untuk memecahkan masalah.[3]
e.       Metode latihan siap (drill). Untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, diperlukan latihan-latihan dengan cara mengulang apa yang pernah diperoleh.
f.      Metode demonstrasi dan eksperimen. Metode demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang tergolong efektif dalam menolong siswa mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Dengan metode ini, guru ataupun orang luar yang sengaja dipanggil atau juga para siswa sendiri dapat memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses dari suatu kejadian.
g.      Metode pemberian tugas
h.      Metode karya wisata. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan para siswa pelajaran tidak cukup hanya diberikan di dalam kelas, tetapi sekali waktu siswa perlu diajak mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari suatu hal tertentu.
i.        Metode kerja kelompok atau gotong royong. Metode kerja kelompok dimaksudkan suatu kegiatan proses belajar-mengajar dengan cara membagi-bagi kelas menjadi beberapa kelompok kerja untuk menyelesaikan tuga-tugas dalam usaha mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya denagn cara gotong royong.
j.        Metode sosio drama dan bermain peran. Dua metode ini dapat dikatakan metode yang serupa tapi tak sama. Di dalam penerapannya keudanya saling bergandengan. Sosiodrama dapat diartikan mendramatisasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social, sedangkan bermain peran menekankan penghayatan dimana para siswa turut serta dalam memainkan peranan di dalam mendramatisasikan masalah-masalah social.[4].
Hal terpenting dari penerapan metode tersebut diatas dalam aktifitas pendidikan islam adalah prinsip bahwa tidak ada satu metode yang paling ideal untuk semua tujuan pendidikan, semua ilmu dan mata pelajaran, semua tahap pertumbuhan dan perkembangan, semua taraf kematangan dan kecerdasan, semua guru dan pendidik dan semua suasana dan keadaan yang meliputi proses kependidikan itu. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa seorang pendidik hendaknya melakukan penggabungan terhadap lebih dari satu metode pendidikan dalam prakteknya dilapangan. Untuk itu sikap arif dan bijaksana dari para pendidik dan memilih dan menerapkan metode pendidikan yang relevan dengan semua situasi dan suasana yang meliputi proses kependidikan islam, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal.
4.    Pemilihan Metode Mengajar.
Untuk memilih metode mengajar yang akan digunakan dalam rangka perencanaan pengajaran, perlu dipertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan instruksional  serta keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang ada.
a.    Kesesuaian dengan tujuan interuksional.
Perlu diperhatikan bagi guru, metode mengajar manapun yang akan digunakan, harus jelas dahulu tujuan yang akan dicapai, baik tujuan interuksional khusus maupun tujuan inteeruksional umum. Untuk mencapai tujuan tertentu, mungkin metode ceramah disertai tanya–jawab sudah cukup memadai., sedangkan untuk mencapai tujuan lain, mungkin diperlukan metode diskusi atau pemberian tugas. Jadi, mengingat setiap program pengajaran memiliki berbagai tujuan instruksional dengan lingkup dan jenjang yang berbeda-beda, maka sesuai pula dengan prinsip CBSA, sebaik-baiknya digunakan kombinasi sebagai metode mengajar yang relevan, yang akan membuat proses belajar lebih hidup, aktif dan bermakna.
b.    Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana.
Di samping tujuan yang ingin dicapai , dalam memilih metode pengajaran perlu dipertimbangkan pula waktu dan sarana yang tersedia. Metode karyawisata. Misalnya sulit untuk dilakukan setiap hari karena memerlukan waktu yang cukup panjang, baik dalam tahap perencanaan maupun melaksanakannya.[5]


[1] Subari, Supervisis Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1994), h. 74
[2]Nana  Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 106
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Membangun Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.138-142
[4] Subari, Supervisis Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, h. 74
 [5] Nana  Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, h. 108-109

Tidak ada komentar:

Posting Komentar