Metode Pembelajaran
- Pengertian Metode Pembelajaran.
Menurut Depag
RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam Metode berarti cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan. Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Berdasarkan definisi di atas, penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh
seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
- Fungsi dari Metode Pembelajaran.
Fungsi dari metode pembelajaran ialah sebagai alat untuk
mencapai berbagai tujuan pendidikan.
- Macam-Macam Metode Pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan di atas, guru perlu mengenal dan
mengetahui jenis-jenis metode mengajar. Di samping itu guru juga perlu
menentukan metode yang dinilai tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetepkan. Namun perlu diingat bahwa dari sekian metode pembelajaran tidak ada
satu pun yang dapat disebut metode yang jelek dan yang baik, karena semua
metode mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Kelebihan dan
kelemahan itu bergantung pada:
1. Jenis dan bahan yang diberikan
2. Siswa yang dihadapi
3. Situasi dan kondisi pada waktu
proses belajar-mengajar berlangsung
4. Tujuan yang akan dicapai
5. Alat bantu pengajaran yang digunakan
Hal yang perlu diperhatikan guru adalah hendaknya dalam
proses belajar-mengajar menggunakan metode lebih dari satu, sehingga kekuranagn
yang terdapat dalam metode yang satu akan dapat tertutup oleh kelebihan metode
yang lain. [1]
a. Metode ceramah. Metode ceramah yaitu metode yang
menitikberatkan pada penuturan kata-kata secara lisan dari guru kepada murid
b. Metode diskusi. Metode diskusi pada dasarnya adalah
bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan
maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat
tentang permasalahan atau topik yang sedang dibahas.[2]
c. Metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang
berpikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran.Hal ini juga dapat berlaku
sebaliknya, siswa bertanya guru menjawab. Sehingga terjadi komunikasi langsung
yang bersifat dua arah. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal
balik secara langsung antara guru dan murid.
d. Metode Pemecahan Masalan (Problem
Solving). Metode
ini merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk
memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya
menganalisis masalah masalah tersebut sebagi upaya untuk memecahkan masalah.[3]
e. Metode latihan siap (drill). Untuk memperoleh suatu ketangkasan
atau ketrampilan terhadap sesuatu yang telah dipelajari, diperlukan
latihan-latihan dengan cara mengulang apa yang pernah diperoleh.
f. Metode demonstrasi dan eksperimen. Metode demonstrasi dan eksperimen
merupakan metode mengajar yang tergolong efektif dalam menolong siswa mencari
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Dengan
metode ini, guru ataupun orang luar yang sengaja dipanggil atau juga para siswa
sendiri dapat memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses dari suatu
kejadian.
g. Metode pemberian tugas
h. Metode karya
wisata. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan para siswa pelajaran tidak
cukup hanya diberikan di dalam kelas, tetapi sekali waktu siswa perlu diajak
mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari suatu hal tertentu.
i. Metode kerja
kelompok atau gotong royong. Metode kerja kelompok dimaksudkan suatu kegiatan
proses belajar-mengajar dengan cara membagi-bagi kelas menjadi beberapa
kelompok kerja untuk menyelesaikan tuga-tugas dalam usaha mencapai tujuan
pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya denagn cara gotong royong.
j. Metode sosio drama dan bermain peran. Dua metode ini dapat dikatakan
metode yang serupa tapi tak sama. Di dalam penerapannya keudanya saling
bergandengan. Sosiodrama dapat diartikan mendramatisasikan cara bertingkah laku
dalam hubungan social, sedangkan bermain peran menekankan penghayatan dimana
para siswa turut serta dalam memainkan peranan di dalam mendramatisasikan
masalah-masalah social.[4].
Hal terpenting dari penerapan metode
tersebut diatas dalam aktifitas pendidikan islam adalah prinsip bahwa tidak ada
satu metode yang paling ideal untuk semua tujuan pendidikan, semua ilmu dan
mata pelajaran, semua tahap pertumbuhan dan perkembangan, semua taraf kematangan
dan kecerdasan, semua guru dan pendidik dan semua suasana dan keadaan yang
meliputi proses kependidikan itu. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa
seorang pendidik hendaknya melakukan penggabungan terhadap lebih dari satu
metode pendidikan dalam prakteknya dilapangan. Untuk itu sikap arif dan
bijaksana dari para pendidik dan memilih dan menerapkan metode pendidikan yang
relevan dengan semua situasi dan suasana yang meliputi proses kependidikan
islam, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal.
4. Pemilihan Metode Mengajar.
Untuk memilih
metode mengajar yang akan digunakan dalam rangka perencanaan pengajaran, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain: kesesuaiannya dengan tujuan
instruksional serta keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang
ada.
a.
Kesesuaian dengan tujuan interuksional.
Perlu
diperhatikan bagi guru, metode mengajar manapun yang akan digunakan, harus
jelas dahulu tujuan yang akan dicapai, baik tujuan interuksional khusus maupun tujuan
inteeruksional umum. Untuk mencapai tujuan tertentu, mungkin metode ceramah
disertai tanya–jawab sudah cukup memadai., sedangkan untuk mencapai tujuan
lain, mungkin diperlukan metode diskusi atau pemberian tugas. Jadi, mengingat
setiap program pengajaran memiliki berbagai tujuan instruksional dengan lingkup
dan jenjang yang berbeda-beda, maka sesuai pula dengan prinsip CBSA,
sebaik-baiknya digunakan kombinasi sebagai metode mengajar yang relevan, yang
akan membuat proses belajar lebih hidup, aktif dan bermakna.
b.
Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana.
Di samping tujuan yang ingin dicapai
, dalam memilih metode pengajaran perlu dipertimbangkan pula waktu dan sarana
yang tersedia. Metode karyawisata. Misalnya sulit untuk dilakukan setiap
hari karena memerlukan waktu yang cukup panjang, baik dalam tahap perencanaan
maupun melaksanakannya.[5]
[1] Subari, Supervisis Pendidikan Dalam Rangka
Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1994), h. 74
[2]Nana Syaodih S, Perencanaan
Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 106
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran
Membangun Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.138-142
[4] Subari, Supervisis Pendidikan Dalam Rangka
Perbaikan Situasi Mengajar, h. 74
[5] Nana Syaodih S, Perencanaan
Pengajaran, h. 108-109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar